Logo

Tak Ingin Tanah Makam Dirusak, Akses Masuk Ke Situs Kumitir Diblokir Warga

Reporter:,Editor:

Senin, 19 April 2021 09:40 UTC

Tak Ingin Tanah Makam Dirusak, Akses Masuk Ke Situs Kumitir Diblokir Warga

DITUTUP: Warga di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto sengaja menutup akses masuk menuju Situs Kumitir yang melewati pemakaman umum setempat, Senin 19 April 2021. Foto: Karin.

JATIMNET.COM, Mojokerto - Warga di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto sengaja menutup akses masuk menuju Situs Kumitir yang melewati pemakaman umum setempat.

Hal itu terlihat di depan pintu makam yang biasa menjadi akses masuk ke situs akhirnya di blokir warga. Bahkan, pagar bambu sengaja di pasang di depan pintu makam, maupun bagian belakang makam Bendo dengan pagar bambu.

Tak hanya itu, terdapat plakat bertuliskan "Selain peziarah dilarang masuk". Kemudian batu bata disusun membentuk pagar menutup pintu masuk di sisi barat. Warga juga memasang tali rafia di sekeliling makam untuk mencegah adanya orang yang tidak berkepentingan masuk ke area pemakaman.

Pemblokiran akses masuk menuju Situs Kumitir ini, ternyata dipicu adanya kerusakan makam yang diakibatkan adanya pengunjung maupun aktivitas di sekitar Situs Kumitir. Sehingga, ahli waris maupun warga setempat tidak terima dan mereka sepakat membatasi akses masuk supaya tidak terjadi kerusakan makam berkelanjutan.

Baca Juga: Mengundang Kerumunan, Mojopahit Kopi Ditutup, Oknum ASN Ngamuk

Berdasarkan keterangan warga setempat penutupan akses masuk ke Situs Kumitir karena banyak orang (pengunjung) maupun petugas purbakala sempat melewati tengah makam sehingga merusak batu nisan. Padahal, akses masuk sudah tersedia di samping makam namun orang cenderung lebih memilih lewat tengah makam lantaran lebih cepat menuju ke Situs Kumitir.

"Pegawainya purbakala sebagian mereka taat patuh lewat samping. Namun ada yang lewat tengah makam karena terlalu lama, akhirnya merusak batu nisan roboh di makam," ungkap Nasir, 51 tahun warga setempat, Senin, 19 April 2021.

Dia menambahkan, warga kampung dan ahli waris tidak berkenan makam keluarganya diinjak-injak dan dirusak. Meski akses masuk melalui makam sudah diblokir, tapi masih ada saja orang yang bandel menerobos masuk dengan meloncat atau menaiki pagar. "Orang kampung ngamuk-ngamuk akhirnya itu ditutup total pokoknya tidak boleh masuk ke area makam," jelasnya.

Sebenarnya warga setempat tidak mempermasalahkan akses masuk menuju Situs Kumitir melalui makam. Asalkan orang masuk tidak melewati tengah makam, tetapi lewat samping jalan setapak saja.

Baca Juga: Masa Pandemi, Sampah di Mojokerto Naik 20 Persen dan Didominasi Plastik

"Jika ingin melihat Situs Kumitir dapat melalui jalan di sebelah barat gang masuk menuju kandang ayam kalau lewat makam jalannya sudah ditutup," ucap Nasir.

Terpisah, Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho membenarkan, terkait adanya penutup akses menuju Situs Kumitir di pemakaman umum Dusun Bendo. Sedangkan, pemblokiran akses masuk melalui makam Bendo ini tidak akan menganggu ekskavasi lanjutan.

"Iya biar pengunjung gak lewat makamkan ada jalan lain, situs Kumitir dapat banyak pengunjung padahal belum siap jadi objek wisata," tuturnya.

Menurut dia, sepertinya tidak ada kerusakan makam oleh pengunjung. Hanya saja warga merasa khawatir saja akan ada kerusakan. "Cuma youtubers lain bilang karena dirusak tanpa bukti, biasalah," tukasnya.

Baca Juga: Tidak Ada Perhatian Pemerintah dan Terkendala Biaya, Batita di Mojokerto Alami Hidrosefalus

Wicak menampik, adanya petugas purbakala yang melewati tengah makam saat aktivitas ekskavasi di Situs Kumitir. Ia juga ingin mengetahui nama warga yang menyebutkan adanya petugas purbakala masuk melalui tengah makam.

"Sebut namanya biar bisa saya klarifikasi ke orangnya langsung, siapa namanya biar saya minta pak kepala desa menanyakan ke orangnya," tegasnya.

Pihaknya meminta adanya klarifikasi agar yang bersangkutan dapat menunjukkan bagian makam yang dirusak. Sehingga, apabila ada kerusakan pihaknya akan bertanggung jawab.

"Kalau yang merusak itu petugas BPCB saya akan tanyakan ke tim, saya yang bertanggung jawab terhadap tim saya. Kalau ada tim saya yang sudah merusak, saya harus tegur tim saya. Toh untuk evaluasi saya dan harus dibetulkan nisan yang sudah dirusak oleh tim saya," bebernya.

Dirinya mengaku selalu terbuka apabila ada laporan kerusakan yang kemungkinan disebabkan oleh tim ekskavasinya dan tentunya akan bertanggung jawab bila benar adanya kerusakan. "Makanya sejauh yang saya tahu tidak ada yang dirusak oleh tim saya, tapi saya terbuka dengan kemungkinan lain bila ternyata anggota tim saya ada yang merusak tentu saya akan bertanggung jawab," memungkasi.