Logo

Tak Hanya Unik, Ini Filosofi Batik Gedhegan Banyuwangi

Reporter:

Minggu, 18 November 2018 00:09 UTC

Tak Hanya Unik, Ini Filosofi Batik Gedhegan Banyuwangi

Banyuwangi Batik Festival. Foto IST.

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Banyuwangi Batik Festival (BBF) kembali digelar Sabtu 17 November 2018 malam. Perhelatan yang rutin digelar sejak 2013 itu mengangkat batik gedhegan sebagai tema utama tahun ini.

Motif batik gedhegan menyerupai bentuk anyaman bambu. Nama gedhegan berasal dari kata gedeg yang berarti anyaman bambu. Motifnya didominasi garis-garis horisontal dan vertikal secara teratur.

“Motif ini melambangkan persatuan,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam pernyataan tertulis yang diterima Jatimnet.com.

Filosofi batik itu, ia melanjutkan, tepat dengan kondisi bangsa kini. Perbedaan pandangan politik, atau perbedaan apa pun, tak seharusnya menjadi pangkal perpecahan bangsa.

“Tema ini ingin memberi pesan pentingnya menjaga keindonesiaan di tengah ancaman intoleransi,” katanya.

BACA JUGA: Festival Batik Banyuwangi Kolaborasikan Perajin Lokal Dan Italia

Gedhegan, lanjut dia, juga bermakna kekuatan. Bahan gedeg berasal dari bambu yang memiliki akar kuat dan tahan erosi. Kekuatan akar bambu itu karena serabut akar -meski kecil- terkumpul jadi satu hingga membentuk kekuatan tersendiri.

Selain akarnya, pohon bambu tak ada yang tumbuh sebatang. Pohon itu tumbuh berumpun dengan batang bambu lain.

“Tidak ada bambu yang tumbuh sendiri. Demikian pula Banyuwangi, kita ingin maju bareng-bareng. Kemajuannya harus inklusif, mengajak semuanya,” ucapnya.

BBF tahun ini menampilkan 105 desain batik. Ajang tahunan itu digelar untuk mendongkrak daya saing perajin batik Banyuwangi. Festival batik itu sekaligus menampilkan desain hasil kolaborasi pelaku batik lokal dan Italia. Harapannya, bisa mendorong perkembangan desainer busana batik di Banyuwangi.

BACA JUGA: Pamekasan Gencar Branding Batik Tulis

Ketua Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan perkembangan batik di Banyuwangi sangat luar biasa. Karya-karya perajin Banyuwangi terus meningkat.

Ada pun desainer kenamaan Priscilla Saputra melihat industri batik di daerah ujung timur Jawa Timur itu berkembang cukup pesat. Baik dari sisi kualitas desain mau pun pemasaran. “Saya sudah terlibat lima tahun dalam BBF,” katanya.