
Reporter
M. Khaesar Januar UtomoKamis, 20 Desember 2018 - 14:15
Editor
David Priyasidharta
Petugas BNNP Jatim memusnahkan narkoba yang didapatkan. Foto: M Khaesar Januar Utomo
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Narkotik Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur memusnahkan narkotika jenis sabu-sabu seberat 3,3 kilogram, Kamis 20 Desember 2018.
Dimusnahkan di Kantor BNNP Jawa Timur dengan cara dibakar, sabu-sabu itu diamankan dari lima orang tersangka yang diduga kuat anggota sindikat pengedar narkoba antar negara terutama jejaring Malaysia dan Cina.
Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Wisnu Chandra mengatakan Jatim masih lahan subur bagi bandar narkotika. Menurut Wisnu pengedar antar negara ini berusaha memasukkan narkoba lewat darat, laut maupun udara.
BACA JUGA: Narkoba dari Ethiopia Digagalkan di Bandara Juanda
Wisnu mengatakan BNNP Jatim terus memantau dan mengawasi dengan ketat alur peredaran narkoba ke Jatim. "Kami terus awasi dan tindak tegas," katanya disela-sela pemusnahan narkoba. Wisnu menegaskan pelaku pengedar dari negara Cina dan Malaysia getol mengedarkan narkoba ke Indonesia.
"Beragam modus dilakukan mulai memasukkan ke dalam anus hingga menyamarkan dengan buah atau dimasukkan ke dalam baju atau tas koper," ucapnya. Narkotika yang dimusnahkan itu berasal dari lima orang tersangka yang terbagi menjadi tiga perkara.
Dari lima tersangka itu, pelaku berinisial ZF dan ES ditangkap saat keluar dari pintu keluar tol Warugunung. Dari tangan mereka, petugas menemukan 13 bungkus plastik berisi sabu dengan berat total 2,277 gram.
BACA JUGA: Separuh Remaja Jatim Dibawah 19 Tahun Pengguna Narkoba
Kemudian dari pelaku MN dan WH yang ditangkap di pintu keluar tol Sidoarjo, petugas menyita barang bukti sabu seberat 622 gram. "Mereka masih satu jaringan yang berasal dari Mojokerto. Kasus ini masih kita kembangkan terus," ujar Wisnu.
Sedangkan yang berasal dari jaringan internasional, yang pelaku berinisial CKL, diketahui berasal dari Malaysia. Upaya penyelundupan yang dilakukan CKL cukup unik. Dia menyelundupkan sabu-sabu seberat 266 gram dengan cara melilitkannya di perut. "Modus akan berganti-ganti. Kami harus antisipasi," katanya.