Logo

Sebaran Covid-19 Klaster Keluarga di Surabaya Tinggi

Reporter:,Editor:

Jumat, 22 January 2021 09:40 UTC

Sebaran Covid-19 Klaster Keluarga di Surabaya Tinggi

Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto.

JATIMNET.COM, Surabaya - Tingginya sebaran Covid-19 di Kota Surabaya, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya melakukan analisis data hasil tracing yang dilaporkan oleh para Camat se-Surabaya.

Data tracing yang dilakukan mulai tanggal 10-17 Januari 2021 dengan mengambil sample 150 orang, hasilnya terkonfirmasi Covid-19. Rata-rata yang positif lebih banyak dari klaster keluarga.

“Berdasarkan analisis tersebut, diketahui ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang tertular atau dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Yang tertinggi adalah klaster keluarga atau karena kontak erat keluarga. Prosentasenya sekitar 28 persen,” kata Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto, Jumat 22 Januari 2021.

Berdasarkan analisis, tertular karena punya komorbid dan memeriksakan diri ke rumah sakit dengan 24,7 persen. Kemudian karena habis bepergian dari luar kota angkanya 14,7 persen.

BACA JUGA: Tahap Awal, Surabaya akan Terima 33.420 Vaksin Covid-19 Sinovac

Disusul karena penularan di tempat kerja 12,7 persen. Setelah dari keramaian atau kerumunan angkanya 10 persen, pekerja di rumah sakit atau tenaga medis 7,3 persen.

“Nah, dari 150 sampel kasus yang dianalisis itu, sebanyak 68 persen orang terkonfirmasi Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri di rumah/apartemen, dan 25 persen melaksanakan isolasi di rumah sakit/tempat yang disediakan oleh pemerintah/swasta, dan 7 persen di tempat lainnya,” ia menerangkan.

Melihat klaster keluarga yang positif Covid-19 cukup tinggi, karena faktor menjalani isolasi mandiri di rumah atau apartemen. Satgas Covid-19 meminta kepada warga yang positif Covid-19 dengan tanpa gejala, untuk isolasi mandiri di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah. 

Sebab, terbukti ketika isolasi mandiri di rumah atau tempat lainnya, tetap bisa menularkan kepada keluarganya yang lain. “Jadi, untuk sementara kami minta isolasi mandiri di tempat yang telah disediakan pemerintah, seperti di Hotel Asrama Haji (HAH) dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura,” ia menjelaskan.

BACA JUGA: Ditemukan Klaster Perkantoran, Swab Hunter Dilakukan

Ia juga memastikan bahwa HAH yang dikelola Pemkot Surabaya masih banyak kamar kosong. Per tanggal 22 Januari 2021 pukul 14.00 WIB, total tamu yang isolasi mandiri di HAH sebanyak 10.966 orang, sudah pulang sebanyak 10.662 orang atau 97,2 persen, dan tamu yang masih dirawat di HAH sebanyak 304 orang atau 3,8 persen.

“Di HAH kami sediakan tiga gedung, dan masih ada ratusan kamar yang kosong di sana. Jadi, ayo isolasi di HAH aja, jangan di rumahnya atau apartemennya, khawatir tetap menularkan kepada keluarga lainnya,” ia mengungkapkan.

Di samping itu, Mantan Kasatpol Surabaya ini juga menduga tingginya klaster keluarga itu diakibatkan oleh anak-anak yang main atau nongkrong dengan teman-temannya di luar rumah, lalu pulang ke rumahnya dengan tanpa sadar bahwa dia sudah menjadi carrier.

BACA JUGA: BACA JUGA: Ratusan Warga Terjaring Tes Swab Hunter Perbatasan

Kemudian ketemu orang tuanya dan keluarga lainnya yang daya tahan tubuhnya tidak sekuat anaknya tersebut, lebih bahaya lagi kalau orang tuanya itu punya komorbid, sehingga akan lebih cepat tertular.

“Oleh karena itu, saya mohon kepada warga, terutama anak muda, kalau tidak urgent, tidak usah pergi keluar rumah. Kasihan keluarganya nanti yang ada di rumah, bisa tertular,” ia mengingatkan.

Selain itu, ia juga meminta Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo untuk melakukan pembatasan atau blocking di wilayahnya masing-masing apabila ada warganya yang terkonfirmasi. Bahkan, ia juga meminta para satgas ini untuk melakukan pencatatan terhadap warga yang keluar masuk Surabaya.

“Bilamana dari luar kota, dimohon untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat atau langsung ke laboratorium di Surabaya,” ia memungkasi.