Senin, 23 August 2021 09:20 UTC
SUROBOYO BUS. Peluncuran armada tambahan Suroboyo Bus, Senin, 23 Agustus 2021. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meluncurkan armada dan rute baru Suroboyo Bus di Balai Kota Surabaya, Senin, 23 Agustus 2021. Bahkan juga diluncurkan sistem pembayaran elektronik sehingga pembayaran tarif Suroboyo Bus tidak hanya pakai botol plastik, tapi juga bisa pakai uang elektronik.
Peluncuran armada, rute, dan sistem pembayaran baru itu ditandai dengan pemotongan untaian melati di pintu masuk Suroboyo Bus oleh Wali Kota Surabaya dan pemecahan kendi oleh Kapolrestabes Surabaya.
Peluncuran itu disaksikan Forkopimda Kota Surabaya. Mereka sempat melihat berbagai fasilitas baru di dalam Suroboyo Bus hingga keliling menikmati bus tersebut.
Eri mengatakan hari ini diresmikan delapan bus baru untuk melengkapi 20 armada yang sudah beroperasi sebelumnya. Armada baru ini juga untuk melayani rute baru dari Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) - Mayjend Jono Soewojo.
Di samping itu, sistem pembayarannya juga sudah ada pilihan baik menggunakan sampah botol plastik maupun pembayaran nontunai (elektronik) melalui scan QRIS yang terhubung dengan layanan jasa pembayaran nontunai.
BACA JUGA: Suroboyo Bus Kini Dilengkapi Rak "Parkir" Sepeda
“Jadi, pembayarannya tidak hanya menggunakan sampah botol plastik, tapi juga bisa nontunai,” kata Eri.
Sedangkan untuk tarif pembayarannya, bagi penumpang umum hanya Rp5 ribu sekali perjalanan. Kemudian tarif untuk pelajar atau mahasiswa Rp2.500 sekali perjalanan dengan menunjukkan kartu pelajar atau kartu mahasiswa yang masih aktif. Khusus tenaga pendidik dan pegawai kecamatan/kelurahan gratis atau tanpa dikenai tarif dengan menunjukkan kartu pegawai.
“Di Suroboyo Bus ini insya Allah kami akan mengutamakan kenyamanan penumpang. Jadi, tidak hanya melakukan pemeliharaan mesinnya, tapi juga keindahan, kesehatan, dan keharuman di dalam bus juga akan diutamakan,” ia menegaskan.
Di dalam Suroboyo Bus terdapat fasilitas baru yaitu mesin press botol yang dapat digunakan oleh penumpang yang membayar dengan sampah botol plastik. Setelah masuk ke dalam bus, botol plastik itu bisa dimasukkan ke mesin press lalu akan keluar tiket perjalanan yang bisa digunakan oleh penumpang.
“Ini lebih mudah dibanding sebelumnya,” ia menegaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan pengelolaan keuangan Suroboyo Bus sudah berada di bawah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berdasarkan SK BLUD tertanggal 10 Agustus 2021.
“Dengan menjadi BLUD, otomatis pelat kendaraan warna merah akan berubah menjadi pelat warna kuning. Dengan pelat kuning itu nantinya bisa melayani trayek dan bisa memberlakukan tarif,” kata Irvan.
Menurutnya, pemberlakuan tarif beserta sistem pembayarannya sudah diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 56 Tahun 2021 tentang Tarif Layanan Bus Surabaya pada BLUD Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Transportasi Umum pada Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
BACA JUGA: Tiket Suroboyo Bus Dijual Online, Pemkot Batasi Penukaran Stiker
“Dengan Perwali ini, maka sistem pembayaran Suroboyo Bus bisa dilakukan dengan beberapa cara, bisa dengan sampah botol plastik, nontunai melalui scan QRIS, dan juga bisa top-up. Jadi, ini memberikan alternatif pilihan untuk pembayarannya,” ia menerangkan.
Selain itu, Irvan juga menjelaskan rute baru yang akan ditempuh Suroboyo Bus. Rute dimulai dari Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) – Jl. Joyoboyo – Jl. Gunungsari – Jl. Raya Menganti Wiyung – Jl. Raya Wiyung – Jl. Babatan UNESA – PTC – Mayjend Jono Soewojo. Kemudian untuk rute kembali akan melewati Mayjend Jono Soewojo – PTC – Jl. Babatan UNESA – Jl. Raya Menganti – Jl. Raya Wiyung – Jl. Gunungsari – Jl. Joyoboyo – Jl. Diponegoro – Putar Balik Jl. Wonokromo – Putar Balik Bawah Mayangkara – Terminal Intermoda Joyoboyo.
“Rute ini memiliki panjang 21 kilometer terhitung dari lokasi pemberangkatan hingga kembali ke lokasi pemberangkatan semula. Waktu tempuh rute ini sekitar 1 jam 20 menit terhitung dari lokasi pemberangkatan hingga kembali ke lokasi pemberangkatan semula. Setidaknya ada 31 titik pemberhentian atau halte pada rute tersebut,” katanya.