Minggu, 19 July 2020 23:00 UTC
KERAJINAN KAYU. Kopda Jouns Yusuf Effendi memberikan pelatihan pada para santri di bengkel produksi "Rumah Kayu" miliknya, Minggu, 19 Juli 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Selain bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa), TNI yang satu ini juga punya keahlian di bidang kerajinan kayu. Bahkan keahlian itu ditularkan ke masyarakat sekitar dan jadi sumber penghasilan lain bagi masyarakat.
Dia adalah Kopda Jouns Yusuf Effendi, 38 tahun, yang bertugas di Koramil 0815/08 Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Sebagai tempat pemberdayaan masyarakat di bidang kerajinan kayu, Jouns mendirikan bengkel produksi yang diberi nama “Rumah Kayu”.
Akktivitasnya di bidang kerajinan kayu sudah berjalan sejak tahun 2016. Selain menggunakan bahan kayu yang dibeli, ia juga menggunakan limbah kayu dari pabrik yang ada di desa setempat.
Darah seninya mengalir dari sang ayah, Bakri, yang merupakan seniman tradisional pengrawit atau penabuh gamelan. Sedangkan ibunya, Satri, seorang ibu rumah tangga.
BACA JUGA: Pemuda di Probolinggo Ini Sulap Paralon Jadi Kerajinan Lampu Cantik Bernilai Ekonomi
Jouns menceritakan awal mula ia menggeluti kerajinan kayu ketika ia membuat karya seni lukisan bakar berbahan kayu mahoni dengan menggunakan alat pemanas atau solder atau patri.
"Dulu pertama kali saya iseng coba-coba membuat lukisan bakar ukurannya 40 sentimeter. Setelah itu saya upload ke Facebook dan diminati orang ternyata. Dari situ pertama kalinya langsung ada kawan pesan dari Kalimantan buat lambang travelnya. Saya buatkan karena pertama jadi gratis," katanya saat ditemui di rumahnya, Minggu, 19 Juli 2020.

KERAJINAN KAYU. Kopda Jouns Yusuf Effendi memberikan pelatihan pada para santri di bengkel produksi "Rumah Kayu" miliknya, Minggu, 19 Juli 2020. Foto: Karina Norhadini
“Awalnya Karang Taruna. Kalau belum kerja di sini dulu, saya tampung dan diberdayakan, nanti kalau sudah ada kerjaan bisa keluar. Apalagi sekarang banyak yang kena PHK, ini sekitar ada empat orang sekarang,” katanya.
BACA JUGA: Pensiunan BUMN Sulap Koran Bekas Jadi Ornamen Jutaan Rupiah
Bahkan, ibu-ibu yang butuh penghasilan juga diberdayakan dengan membuat kerajinan. “Ibu-ibu juga ikut freelance, kalau ada orderan pot-pot bunga. Soalnya minimal order ratusan pot, jadi mereka ada pendapatan tambahan juga," ujarnya.
Jouns menjelaskan bengkel "Rumah Kayu" saat ini tak hanya membuat lukisan bakar menggunakan solder, tapi juga menggunakan teknik printing. Tak hanya itu, produk lain juga dibuat misalnya souvenir untuk pernikahan seperti gantungan kunci, plakat, dan pernak-pernik kelengkapan desain interior. Bahkan mebel seperti satu set meja kursi, dan almari juga diprduksi dari tangan-tangan terampil warga.
"Semua kayu bisa digunakan, tapi yang saya gunakan saat ini jenis kayu jati Belanda, pinus, kayu kertas, jabon, sama mahoni," katanya.
Satu lukisan bakar berukuran 15 sentimeter yang menggunakan solder membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 1-2 jam saja. Sedangkan pengerjaan produk rumah tangga seperti almari bisa memakan waktu 1-2 minggu.

KERAJINAN KAYU. Kopda Jouns Yusuf Effendi memberikan pelatihan pada para santri di bengkel produksi "Rumah Kayu" miliknya, Minggu, 19 Juli 2020. Foto: Karina Norhadini
Sedangkan souvenir bisa diperoleh dengan harga mulai Rp5.000. Sedangkan limbah kayu yang diolah jadi mebel bisa dipatok dengan harga hingga Rp5 juta ke atas.
BACA JUGA: Kreatif, Pemuda Banyuwangi Mampu Rakit Mesin Ukir Otomatis
Kendati pandemi Covid-19, usaha “Rumah Kayu” ini mampu bertahan. Bahkan saat ini mengadakan pelatihan kepada puluhan santri. Salah satunya santri dari Pondok Pesantren Al Fatah, Desa Temuireng, Kecamatan Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto.
Dengan telaten, Jouns memberikan penjelasan dan praktik pada para santri yang rata-rata siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ia menjelaskan tahapan proses pengerjaan lukisan bakar menggunakan solder mulai dari pemilihan jenis atau bentuk kayu yang digunakan, penentuan ukuran lukisan yang akan dibuat, sampai cara pelukisan.
Para santri tampak antusias mengamplas bagian-bagian kayu yang masih kasar usai dilakukan pemotongan. "Pelatihan ini sengaja dilakukan selama satu tahun sekali. Sekarang sama anak-anak pondok yang ada di sini, jadi pemeberdayaan masyarakat bisa terlaksana walau pandemi," ujarnya.