Logo

Risma Minta Pelaku Usaha dan Masyarakat Disiplin Protokol Kesehatan

Pembentukan Mal, Restoran, dan Kafe Tangguh Digalakkan
Reporter:,Editor:

Rabu, 10 June 2020 14:00 UTC

Risma Minta Pelaku Usaha dan Masyarakat Disiplin Protokol Kesehatan

DISIPLIN. Salah satu mal di Surabaya. Wali Kota Surabaya meminta mal, restoran, dan kafe memperketat protokol kesehatan di masa transisi setelah PSBB. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur dan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Aprkindo) Jawa Timur didorong agar disiplin menjalankan protokol kesehatan. Tujuannya tak lain, supaya roda perekonomian di Surabaya ini tetap berjalan. Namun yang terpenting adalah bagaimana menjaga kepercayaan dan memastikan konsumen tetap aman dari penyebaran Covid-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan saat ini Surabaya masih belum aman dari penyebaran Covid-19. Makanya, ia membuat protokol kesehatan di semua sektor, salah satunya pusat perbelanjaan, restoran, dan kafe. Surabaya saat ini memasuki masa transisi setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak diperpanjang.

“Karena itu saya membutuhkan dukungan untuk bisa kita disiplin dan menjaga protokol secara ketat,” kata wanita yang akrab disapa Risma itu, Rabu, 10 Juni 2020.

BACA JUGA: Surabaya Raya Masuk Masa Transisi Pasca PSBB

Ia berharap pengelola pusat perbelanjaan ataupun kuliner disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Hal yang paling penting, menurutnya, adalah mengubah kebiasaan pengunjung atau konsumen agar mau disiplin.

“Yang berat mungkin mengubah kebiasaan. Namun kita harus yakin bahwa semua itu bisa kita lakukan,” ia menandaskan.

Menurutnya, jika para pengusaha tidak disiplin dan mengabaikan protokol kesehatan, penularan Covid-19 bisa saja terjadi di lingkup usaha. Sehingga hal ini dapat berimbas pada ditutupnya sektor usaha yang berdampak pula pada ekonomi.

“Yang harus kita lakukan adalah disiplin untuk aturan protokol kita. Kalau kita mau tidak lockdown, maka kita harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” ia menjelaskan.

BACA JUGA: Memutus Mata Rantai Covid-19, 1.340 Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya Terbentuk

Namun, permasalahannya Pemkot Surabaya tidak bisa memantau setiap pengunjung mal atau restoran yang datang. Makanya, ia meminta dukungan pengelola pusat perbelanjaan dan restoran untuk bekerjasama dalam menerapkan protokol-protokol itu.

“Pengunjung tidak bisa saya pantau seperti warga dalam kantong (ODP) yang kami awasi day per day (setiap hari). Karena itu atas inisiatif Pak Kapolda itu ada kampung tangguh yang kita buat sekarang ini. Karena itu ada ide dari Pak Kapolrestabes kita bisa membuat Mal Tangguh Surabaya,” ia menuturkan.

Upaya tersebut adalah salah satu bentuk investasi masa depan. Dengan cara tetap disiplin seperti ini, maka roda perekonomian di Surabaya bisa tetap berjalan.

“Ini tantangan ke depan. Ayo kita bersama-sama harus yakin kita bisa melakukan ini. Kepercayaan ini kita jaga penuh dan seluruh elemen masyarakat harus mengerti protokol kesehatan dengan sempurna,” ia memaparkan.

Ia meminta akses masuk di pusat perbelanjaan dibuat one way (satu arah) serta konsumen diwajibkan saling jaga jarak. Selain itu, di kasir atau tempat pembayaran bisa pula dilengkapi dengan tirai plastik untuk pembatas antara penjual dan pembeli. Di samping itu, setiap pengunjung diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki pusat perbelanjaan.

BACA JUGA: Pertimbangan Ekonomi, Risma Usul PSBB di Surabaya Tak Diperpanjang

“Sekali lagi kepercayaan dari konsumen ini tolong harus benar-benar dijaga. Supaya mereka percaya, supaya kalau mereka belanja di sini aman. Kalau konsumen percaya, bukan tidak mungkin kita akan jauh lebih baik dari sebelumnya,” ia menegaskan.

Selain itu, peranan pengelola pusat perbelanjaan dan restoran akan menentukan bagaimana kondisi perekonomian Surabaya ke depan di tengah pandemi Covid-19. Risma meminta dukungan semuanya agar tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Peranan Bapak Ibu sekalian yang akan membentuk kota ini jadi seperti apa. Ayo kita sama-sama menjaga kota ini. Kalau kita tidak bisa pertahankan, maka kota ini akan berubah,” ia memungkasi.