Sabtu, 21 September 2019 14:56 UTC
PEMBICARA. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bakal menjadi salah satu pembicara dalam sebuah forum di Markas PBB, Senin-Rabu, 23-25 September 2019. Foto: Bayu Pratama
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dijadwalkan menjadi pembicara dalam acara United Nation Climate Action Summit di Markas Perserikatan Bangsa – Bangsa, New York, Senin 23-25 September 2019.
Risma menjadi satu-satunya wali kota yang menjadi pembicara dalam kegiatan rutin kampanye pencegahan perubahan iklim yang diselenggarakan oleh PBB.
“Saya bersama dua kepala negara lain, Presiden Turki dan Presiden Kenya menjadi pembicara. Di hari pertama saya akan bicara tentang transportasi berkelanjutan dan konsep pembangunan kota,” ungkap Tri Rismaharini di rumah dinas wali kota, Sabtu 21 September 2019.
BACA JUGA: Tekanan Udara di Australia Tingkatkan Kecepatan Angin di Utara Jawa
Wali Kota Risma telah menyiapkan materi seputar transportasi dan upaya dalam perencanaan kota seperti park and ride, Suroboyo Bus, dan program pemerintah Kota Surabaya lainnya dalam isu perubahan iklim.
“Selain bicara di hari pertama tentang sustainable transportasion, hari selasa diundang di acara Scaling Up World Economic Forum tentang Local Climate Action For Global Impact, di hari yang sama juga ikut diundang oleh Local and Regional Government Forum (UCLG World), dan hari terakhir di gedung PBB lagi bicara Sustainable Development Goals,” ujarnya.
Khusus dalam acara kampanye pencegahan perubahan iklim itu, Risma mengaku telah menyiapkan beberapa presentasi berkaitan dengan program yang telah berjalan di Kota Surabaya.
BACA JUGA: Lagi, Laporan PBB Sebut Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan
“Program sampah 3R, mangrove, penanaman pohon, taman kota, pengelolaan sampah dan rumah kompos, yang saya siapkan dalam bentuk foto langsung, bukan foto diskusi, kadang ada yang presentasi apa, fotonya duduk, kalau kita kan sudah lakukan,” candanya.
Dalam kesempatan yang sama, Risma mengaku telah mempelajari rekan diskusinya dalam pertemuan itu, yaitu Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta yang berhasil menerapkan program seratus persen tanpa sampah plastik.
“Di Kenya gak boleh sama sekali plastic. Di sini bisa kalau mau tapi semuai harus disesuaikan dengan kondisi di sini,” tambahnya.
