Jumat, 18 January 2019 13:12 UTC
Salah satu kawasan kota tua di Surabaya yang berada di Jalan Panggung. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Revitalisasi kawasan kota tua di Surabaya ternyata melenceng dari konsep awal. Karena itu, DPRD Kota Surabaya meminta Pemerintah Kota Surabaya menerapkan konsep awal yang sudah direncanakan.
“Pemkot harus kembali ke konsep perencanaan yang sudah dibuat, bukan malah menjadikan kota tua sebagai kota warna-warni,” kata anggota Komisi C Vonsensius Awey saat diwawancarai usai rapat dengar (hearing) di Ruang Komisi C, Jumat 18 Januari 2019.
Menurut Vonsensius, revitalisasi kawasan kota tua penting untuk menumbuhkan kecintaan pada peninggalan sejarah yang ada di kawasan cagar budaya yang berada di kawasan Jalan Panggung, Jalan Karet, Kembang Jepun dan beberapa wilayah lainnya.
Namun, revitalisasi yang dilakukan pemkot berbeda dengan konsep perencanaan yang telah dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Surabaya.
BACA JUGA: Forum Begandring Protes Pengecatan Kota Tua Surabaya
“Dari laporannya, perencanaan yang ada tidak diterapkan karena masyarakat meminta warna cat sesuai dengan seleranya. Nah, ini yang sangat disayangkan. Padahal konsep yang sudah dibuat sudah sesuai dengan nilai budayanya,” kata Vonsensius.
“Pembuatan mockup ini sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai bagaimana konsep revitalisasi,” tambahnya.
Menurutnya, jika hanya menyampaikan secara lisan, memberi peluang masyarakat untuk meminta warna sesuai seleranya. Padahal tidak semua masyarakat paham mengenai kawasan budaya yang ada di wilayah tersebut. Jika tidak ada sosialisasi dengan baik, takutnya kesalahan yang terjadi di Jalan Panggung terjadi lagi.
“Nantinya yang ada Barbie Dream Hous,e bukan kawasan Kota Tua Surabaya,” pungkasnya.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Sulap Jalan Karet Jadi Wisata Kuliner
Ketua TACB Surabaya Retno Hastijanti mengungkapkan, Jalan panggung merupakan kawasan cagar budaya, yang dalam perencanaan akan memberi pesona heritage, warna pastel dan lebih soft. Pihaknya sudah melakukan sosialisasi kurang lebih tiga kali ke masyarakat dan tidak ada keluhan, tetapi bebapa warga memberikan pendapat.
“Ada yang sekeluarga minta warnanya sama, ada yang setuju dengan warnanya, ada minta disamakan. Jadi semuanya terakomodasi ide-ide yg ada di lapangan sesuai permintaan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Ruang Dewi Soeriyawati menanggapi usulan tersebut dengan baik, akan tetapi untuk keputusannya menunggu hasil diskusi yang sedang dilakukan. “Ya, sekarang akan diskusi dulu, nanti setelah diskusi baru berkomentar,” paparnya saat meninggalkan Ruang Komisi C.