Minggu, 27 January 2019 13:40 UTC
Relawan yang mendampingi Amiruddin di Kantor Polsek Kalipuro. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Surabaya - Sebanyak enam orang relawan yang mendampingi Amiruddin dalam aksi jalan kaki Sumatera Utara-Banyuwangi mengaku merasa tertipu dengan cerita Amiruddin. Ia membantah telah berkomplot dengan Amiruddin dalam aksi ini.
Salah satu relawan Puguh Setiawan (27) asal Caruban, Madiun, mengaku merasa kesal dengan cerita bohong yang dismapaikan Amiruddin. Cerita ingin mencium kaki ibunya di Ketapang, Banyuwangi, yang membuat Puguh bersedia menjadi relawan untuk mendampingi dari Madiun.
"Niat kami ikhlas, kalau ternyata pada akhirnya seperti ini ya merasa kesal juga. Tapi sekiranya bisa, ya memaafkan. Mungkin ribuan orang atau orang se-Indonesia juga sudah tertipu," kata Puguh.
Selama perjalanan menjaga Amiruddin dari Madiun hingga Banyuwangi, banyak masalah dihadapi Puguh, mulai dari sikap kasar masyarakat, pengusiran, hingga tantangan cuaca.
Sebagian relawan juga harus berhenti bekerja atau meninggalkan usahanya, serta berbulan-bulan berpisah dengan keluarga. Ternyata keinginan Amiruddin untuk sujud dan mencium kaki ibu kandungnya di Banyuwangi, yang juga ingin diwujudkan para relawan hanya bualan belaka.
BACA JUGA: Bayar Nazar, Amiruddin Jalan Kaki Dari Sumut Hingga Banyuwangi
Dengan terungkapnya cerita palsu Amiruddin, Puguh mengaku mendapatkan banyak cibiran dari masyarakat. Komentar negatif diterimanya melalui media sosial, telepon, hingga yang disampaikan melalui keluarga yang diteruskan padanya.
"Kalau kami berkomplot dengan Pak Amir pasti sudah kabur, tidak membawanya kemari. Kami siap di-BAP, mengikuti proses hukum, kami percaya pada proses hukum bila memang Pak Amir dinyatakan bersalah," ujar Puguh di Kantor Polsek Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Minggu 27 Januari 2019.
Puguh menuturkan, saat pertama membawa Amiruddin dengan mobil di Warung Setia Situbondo, banyak masyarakat menaruh curiga dan mengejar mereka. Bahkan ada yang mengejar dengan berkendara hingga memukul kaca mobil yang mereka naiki karena mengira menculik Amiruddin.
Sebagian masyarakat menandai mobil yang mereka pakai. Setelah kejar-kejaran dengan warga disertai upaya-upaya menghilangkan jejak dengan ambil jalan keliling, mereka berhasil sampai di Banyuwangi.
"Sebetulnya kita ingin pulang secepatnya, kangen keluarga, kangen anak, dan sudah meninggalkan pekerjaan terlalu lama. Tapi tetap kami ikuti proses di sini sampai semua terang," katanya.
BACA JUGA: Aksi Jalan Kaki Amiruddin Diduga Fiktif
Anita Natalia, istri Puguh menceritakan kronologi saat Amiruddin tiba-tiba mengatakan ingin pulang ke Sumatera Utara dan meminta dibelikan tiket pesawat.
Saat itu, Amiruddin makan dengan lahap seperti biasa di Warung Setia Situbondo sebelum mengungkapkan ingin pulang dan membatalkan aksi jalan kakinya.
"Kami bingung, sangat disayangkan kalau tidak dituntaskan, sudah sampai Situbondo. Sedangkan Pak Amir sama sekali tidak mau lanjut jalan, dia ngotot mau pulang ke Sumatera Utara," kata Anita.
Amiruddin dimasukkan ke mobil saat tertidur di perjalanan. Mobil kemudian dijalankan menuju Desa Ketapang, Banyuwangi, tempat yang ditujunya dengan harapan bisa mendapatkan informasi yang jelas. Namun akhirnya di Desa Ketapang diketahui Amiruddin tidak pernah memiliki ibu di Banyuwangi.
Mereka lalu tinggal di rumah Kepala Desa Ketapang untuk sementara waktu dan bertekad menunggu hasil pengungkapan informasi yang sebenarnya mengenai Amiruddin. Sementara hari ini Amiruddin diperiksa di Kantor Polsek Kalipuro untuk digali keterangannya yang lebih lengkap.
"Awalnya dia selalu berkelit, memang ada saudara atau kawan di Banyuwangi. Namun di Desa Ketapang akhirnya dia mengaku bahwa telah berbohong, karena tidak punya ibu di Banyuwangi," kata Anita.