Kamis, 24 January 2019 00:57 UTC
Amiruddin jalan kaki di jalur Pantura, Sumberasih
JATIMNET.COM, Probolinggo - Amiruddin tiba di Probolinggo Rabu 23 Januari 2019. Laki-laki kelahiran Banyuwangi itu sedang membayar nazar berjalan kaki dari Desa Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Begadai menuju Banyuwangi. Kehadirannya di Probolinggo menarik banyak pengguna jalan hingga Walikota terpilih.
Seorang warga, Santi mengaku sengaja menunggu kedatangan Amir karena penasaran, setelah ramai di media sosial. Ia rela menunggu berjam-jam hanya untuk melihat Amir.
"Penasaran mas ingin tau pak Amir. Apalagi beliaunya punya nazar yang baik dalam perjalanannya yakni ingin bertemu ibunya,"ungkapnya saat ditemui di tepian jalur Pantura, Kecamatan Sumberasih, Rabu 23 Januari 2019.
Tak hanya warga setempat yang ingin mengenal Amiruddin, Walikota Probolinggo terpilih Hadi Zainal Abidin sengaja mengundang Amir untuk beristirahat di pondok pesantrennya, Riyadlus Sholihin.
BACA JUGA: Foto Nenek Gendong Bocah Saat Banjir Bikin Ribut Netizen
"Ini bentuk toleransi sesama muslim, saya terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu pak Amir. Sementara pak Amir istirahat dulu di tempat kami, mengingat kondisi sudah gelap dan mau hujan,"katanya.
Kepada Abidin, Amir mengaku akan melanjutkan perjalanannya ke Banyuwangi pada Kamis pagi ini.
Kedatangan Amir di Probolinggo juga berdampak pada terganggunya lalu lintas. Ada banyak warga yang ingin bertemu dengan Amir selama di Probolinggo. Mereka ikut mengawal Amir ketika berjalan kaki di Jalan Raya.
Aparat kepolisian pun turun tangan untuk mengatur jalannya lalu lintas. Dihubungi via selulernya, Kasatlantas Polresta Probolinggo, AKP Kemaji mengatakan, pengawalan hingga batas kota Probolinggo dilakukan untuk menghindari kemacetan dan bahaya bagi Amiruddin.
"Pengawalan ini bentuk pelayanan kami terhadap masyarakat, selain itu juga menghindari kemacetan dan pihak bersangkutan bisa aman dalam perjalanannya,"jelasnya.
Dari informasi yang dihimpun, laki-laki berusia 43 tahun itu bernazar jalan kaki dari Sumatera Utara ke Banyuwangi setelah sembuh dari kelumpuhan yang diderita selama tujuh bulan. Ia ingin berjalan kaki dari kampungnya di Sumatera menuju tempat tinggal ibunya di Banyuwangi. Kontak terakhir antara Amir dan keluarga di Banyuwangi terjadi sekitar tahun 2005 lalu. Amiruddin mulai berjalan kaki dari rumahnya, sejak 20 November 2018.