Minggu, 27 January 2019 08:29 UTC
Aksi jalan kaki yang dilakukan Amiruddin diduga fiktif saat kedatangannya di Banyuwangi. Foto: Zulkifli.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Nazar yang dilakukan Amiruddin dengan berjalan kaki dari Desa Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Begadai, Sumatra Utara sampai Banyuwangi tak dituntaskan.
Amiruddin mengaku cerita terkait ibunya, Nur Aisyah, yang selama ini dikatakannya berada di Banyuwangi diduga cerita palsu. Hal ini dia sampaikan dalam jumpa pers di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, yang merupakan desa tujuannya pada Sabtu 26 Januari 2019 malam.
Kepala Desa Ketapang Slamet Kasihono mengaku telah menaruh curiga pada Amiruddin yang datang Sabtu 26 Januari 2019 sekitar pukul 16.30 WIB. Dia diantar enam orang relawan. Kecurigaan muncul karena Amiruddin datang naik mobil, tidak berjalan kaki sampai Banyuwangi seperti skenario sebelumnya.
“Kami juga sudah mencari keluarganya, dan tidak ada datanya di Desa Ketapang. Rumah yang dia tuju ada di dekat rumah saya, tapi itu rumah kosong,” kata Slamet, Minggu 27 Januari 2019.
BACA JUGA: Bayar Nazar, Amiruddin Jalan Kaki Dari Sumut Hingga Banyuwangi
Dia mengatakan relawan yang mengantar Amiruddin ketakutan karena sudah beredar di media sosial, video kesaksian ibu kandung asli Amiruddin yang berada di Medan. Sementara ini Amiruddin tinggal guest house Desa Ketapang dan menunggu pemeriksaan di Kantor Polsek Kalipuro untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Banyak ungkapan kekecewaan telah disampaikan masyarakat melalui media sosial atas cerita bohong Amiruddin terkait ibunya yang berada di Banyuwangi. Setelah sebelumnya banyak orang percaya pada cerita itu. Bahkan Amiruddin berencana mencium kaki ibu fiktif di Banyuwangi.
Cerita Amiruddin yang mengharukan dan viral sempat membuat macet beberapa ruas jalan di Jatim. Bahkan Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin juga sempat mengundangnya untuk beristirahat di Pondok Pesantrennya, Riyadlus Sholihin.
BACA JUGA: Sekap Dan Pukuli Pacar, Warga Banyuwangi Dibui
Kades Slamet juga menerangkan Amiruddin mengaku telah menerima uang sumbangan dari relawan yang tersimpan di bank senilai Rp 49 juta. Sedangkan yang disimpan berupa cash masih belum diketahui.
Sumbangan yang diterima Amiruddin atas aksinya juga tak hanya berbentuk uang. Warung-warung yang disinggahinya memberikan makanan gratis. Begitu juga dengan kesediaan relawan di sejumlah kota yang dilaluinya telah merapatkan barisan mengawal perjalanannya.
Sementara itu, Kapolsek Kalipuro AKP Jainur Holiq menjelaskan penggalian data pada Amiruddin tidak mengarah pada dugaan pidana. Pasalnya untuk melakukan pemeriksaan ke arah dugaan pidana, pihaknya menunggu ada laporan korban yang dirugikan.