Senin, 28 March 2022 06:20 UTC
MERDEKA BELAJAR. Sebanyak 650 mahasiswa peserta Program MBKM-Adminduk mengikuti apel pelepasan di halaman Taman Surya Balai Kota, Senin 28 Maret 2022. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melepas 650 mahasiswa peserta Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Administrasi Kependudukan (MBKM-A), Senin, 28 Maret 2022, untuk membantu pelayanan administrasi kependudukan (adminduk).
Melalui program MBKM-A tersebut, ia meyakini segala permasalahan di Kota Surabaya bisa disempurnakan.
Dari sekitar 650 mahasiswa yang mengikuti program tersebut, 500 di antaranya membantu pelayanan adminduk di kantor kelurahan. Sedangkan sisanya ditempatkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) hingga sejumlah Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemkot Surabaya.
"Di Dispendukcapil, mereka akan mengembangkan terkait dengan aplikasi, permasalahan, juga call center. Karena saya minta di Dispendukcapil terkait call center, kalau ada orang yang bingung terkait e-KTP, baik yang ada di lurah, camat, atau RT/RW tinggal telepon saja," kata Eri.
Meski sebenarnya sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan adminduk, namun terkadang masih ada saja warga yang bingung. Makanya, layanan call center itu juga sangat diperlukan.
BACA JUGA: Mahasiswa Sembilan Perguruan Tinggi Ikut MBKM Adminduk Surabaya
"Dengan adanya call center yang dibantu adik-adik mahasiswa ini, maka akan mempermudah masyarakat yang mengalami kesulitan," ia menuturkan.
Selain membantu call center di kantor Dispendukcapil, ratusan mahasiswa dari 18 perguruan tinggi negeri dan swasta di Surabaya itu akan disebar ke seluruh kelurahan. Ini diharapkan dapat mendukung percepatan-percepatan pelayanan adminduk di kelurahan.
"Mahasiswa pasti melek IT, pasti mengerti aturan, sehingga dia akan lebih cepat untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat dan lebih cepat dalam memberikan pelayanan," ia mengungkapkan.
Di sisi lain, program pengabdian masyarakat ini juga memiliki hubungan erat dengan kegiatan mahasiswa yang ada di kampus. Karenanya, Eri berharap melalui program MBKM-A ini, para mahasiswa tidak lagi mendapatkan teori saja, melainkan secara praktik bagaimana mereka berhubungan dan menerapkan ilmunya kepada masyarakat secara langsung.
"Jadi setelah lulus dari kuliah sebagai mahasiswa mereka sudah memiliki kemampuan praktik, praktisi yang ada di masyarakat. Karena berhubungan dengan masyarakat, berbeda dengan ilmu yang ada di perguruan tinggi. Tapi ketika digabungkan ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa," ia menjelaskan.
BACA JUGA: Surabaya Miliki 185 Titik Layanan Pengurusan Adminduk di Kelurahan dan Kecamatan
Sementara Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya Agus Imam Sonhaji menjelaskan bahwa sebelum program ini berjalan, Wali Kota Surabaya telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan para rektor perguruan tinggi. Kemudian MoU dilanjutkan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara wakil rektor dengan Dispendukcapil.
"Dengan payung hukum itu, adik-adik mahasiswa kemudian mendaftar program ini. Kemudian kita lihat, kalau kemampuannya masuk, kita terima," kata Agus.
Setidaknya ada 15 kegiatan dalam program MBKM-A tersebut. Satu di antaranya adalah mengenai optimalisasi pelaksanaan program Kawasan Lingkungan Masyarakat Sadar Adminduk (Kalimasada).
"Yang paling banyak optimalisasi Kalimasada ini yang diletakkan di kelurahan-kelurahan. Sisanya di Dispendukcapil, ada di Dinas Kesehatan dan sebagainya, tapi dalam kendali kami program pelaksanaannya," ia menegaskan.
Dalam setiap program MBKM-A itu, ada target output pelaksanaan pembelajaran. Nah, dari hasil output itulah yang kemudian dikonversi ke nilai mata kuliah peserta MBKM-A di kampus. Sementara di pemkot, juga ada pembimbing atau penilai kedua selain dari pihak kampus.
BACA JUGA: Dukungan Pemerintah Indonesia Terhadap Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Terus Bergulir
"Sekitar 85 persen mereka diletakkan di kelurahan. Karena pelayanan publik kita di kelurahan, maka itu yang dikuatin (dikuatkan). Mereka akan membantu lurah, koordinasi dengan RT/RW untuk pelayanan publik, khususnya adminduk," ia memaparkan.
Sebagai informasi, MBKM-A merupakan program kerja sama antara Pemkot Surabaya dan beberapa Perguruan Tinggi di Kota Pahlawan. Program MBKM-A berjalan dari bulan Maret hingga September 2022 dengan durasi kegiatan mulai dari empat sampai enam bulan.
Dalam program ini, para mahasiswa akan melakukan kegiatan selama hari kerja dengan durasi delapan jam per hari. Seluruh hasil rangkaian kegiatan per hari kemudian dilaporkan di Learning Management System (LMS) yang telah disediakan Pemkot Surabaya.
Untuk informasi lengkap mengenai program MBKM-A tersebut, masyarakat dapat mengaksesnya melalui situs resmi Dispendukcapil Surabaya di alamat https://mbkma.disdukcapilsurabaya.id/.