Senin, 12 September 2022 07:40 UTC
Trauma. Sejumlah Siswa Saat Menjalani Proses Trauma Healing. Foto : Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Para siswa korban jembatan gantung ambruk di Kabupaten Probolinggo, akhirnya menjalani "Trauma Healing" guna meringankan beban trauma yang sempat menggoncangkan jiwa mereka.
Metoda tersebut, diberikan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB), Kabupaten Probolinggo, di mana digelar di ruang kelas sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 1 Pajarakan, Senin 12 September 2022.
Salah seorang siswa yang turut menjadi korban, peristiwa ambruknya jembatan gantung, Shintya Aulia mengaku lebih lega dan tenang, setelah menjalani trauma healing oleh petugas.
Shintya mengaku, jika sewaktu peristiwa terjadi dirinya tepat berada di tengah-tengah jembatan. Ambruknya jembatan, sempat membuat dirinya merasa pusing dan pandangannya kabur.
Baca Juga: Sambangi Siswa dan Guru Korban Jembatan Gantung Ambruk, Gubernur Khofifah Beri Semangat
"Waktu itu kepala terbentur , namun bersyukur lekas dapat penanganan. Karena jika tidak, pihak dokter menyembut saya bakal mengalami gagar otak ringan," kata Shintya.
Meski demikian, Shintya mengaku, sudah merasa enakan dengan kondisi kesehatannya. Serta sudah bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena memang tidak mengalami luka yang parah.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 1 Pajarakan, Arif Syamsul Hadi menyampaikan, kalau pihaknya berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi para siswanya. Mulai dukungan dan semangat, lewat kegiatan dzikir, serta pembagian door prize dan kuis.
"Alhamdulillah semua siswa kembali semangat, karena hal itu bagian upaya penyembuhan siswa. Bukan hanya soal fisik saja, tapi masalah mentalnya juga," ujar Arif.
Baca Juga: Tinjau Jembatan Gantung Ambruk di Probolinggo, Gubernur Jatim Siapkan Jembatan Pengganti
Arif menjelaskan, kalau ada 60 siswa yang mengikuti "Trauma healing" tersebut. Mereka terbagi menjadi dua kelas, yakni kelas perempuan dan kelas laki-laki.
Di mana dari 60 siswa tersebut, 30 siswa diantaranya merupakan korban terjatuh. Sedangkan sisanya, merupakan siswa yang melihat kejadian secara langsung.
"Jadi yang baru pulang dari rumah sakit juga ikut. Yang sampai kini masih dirawat, tersisa 4 orang. 1 orang guru dan 3 lainnya siswa,"Arif memungkasi.