
Reporter
Bruriy SusantoSenin, 27 Januari 2020 - 05:00
Editor
Bruriy Susanto
PRESIDEN PERSEBAYA: Presiden Persebaya Azrul Ananda saat di posko pemenangan pilwali Surabaya bersama Machfud Arifin. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Surabaya - Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin saat ini sudah mengantongi lima rekomendasi dari partai di Pilwali Surabaya 2020. Yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrat.
Lima partai tersebut sudah melakukan deklarasi, Minggu 26 Januari 2020 di posko pemenangan Jalan Basuki Rachmat. Saat deklarasi tersebut ada yang menarik, selain mendapatkan rekom lima partai yaitu kehadiran Presiden Persebaya Azrul Ananda.
Kehadiran mantan CEO Jawa Pos itu seperti ada signal merapat mendampingi (Wakil Wali Kota) Machfud Arifin di Pilwali Kota Surabaya 2020.
"Untuk wakil, saya mohon waktu. Saya hanya minta spek yang nantinya dalam proses pemilihan walikota bisa menambah angka perolehan suara, dan dalam saya bekerja kalau terpilih Insya Allah tidak ngeribetin tidak ngganggu kita, sama-sama membangun Surabaya," ujar Machfud Arifin, Minggu 26 Januari 2020.
BACA JUGA: Borong Rekom Lima Partai di Pilwali Surabaya, Machfud Arifin Belum Ada Wakil
Namun, hal itu ditepis Azrul Ananda beranggapan dirinya akan maju sebagai calon wakil wali Kota Surabaya melalui blog pribadinya www.happywednesday.id. Ia mengakui secara pribadi memberikan dukungan kepada Machfud Arifin, namun tidak akan maju untuk jabatan politik apa pun.
”Saya berkali-kali menegaskan, bahwa saya sama sekali tidak punya ambisi menjadi gubernur, wali kota, atau jabatan politik apa pun,” tulis Azrul dalam blog pribadinya. ”Tapi, sebagai pribadi, sebagai warga Surabaya yang begitu mencintai kota ini, saya sangat khawatir terhadap masa depannya. Mau dibawa ke mana? Mau jadi apa?,” katanya.
Azrul menambahkan, Surabaya selama dipimpin wali kota Tri Rismahirini mengalami perkembangan yang pesat. Karena itu, dibutuhkan wali kota yang bisa menjaga pembangunan Surabaya tetap melaju kencang.
”Untuk jadi wali kota berikutnya, harus bisa menjawab tiga pertanyaan. Anda siapa? Anda pernah berbuat apa? Dan Anda akan membawa ke mana Surabaya nanti?” tanya Azrul.
BACA JUGA: Pilwali Surabaya PDIP Percaya Diri, Cak Awi: Berkoalisi Dengan Rakyat
Jawaban untuk tiga pertanyaan itu ditemukan Azrul pada sosok Machfud. Sahabat lama ayahnya, Dahlan Iskan. Sejak dulu ketika Machfud masih aktif sebagai polisi. Ketika Machfud selalu meninggalkan ”warisan” pembangunan infrastruktur di Polda-Polda yang dia pimpin.
Azrul terketuk dengan kerelaan Machfud untuk turun kelas menjadi calon wali kota. Sebab, ketika bertugas ia merupakan seorang inspektur jenderal polisi, dan memimpin institusi di level provinsi.
Dalam catatannya itu, Azrul menyatakan berkali-kali bahwa dukungan yang dia berikan kepada Machfud adalah dukungan pribadi. Sebagai warga kota Surabaya. Tidak membawa-bawa institusi yang dia pimpin. Memang, saat datang ke deklarasi Machfud kemarin (26/1), dia mengenakan pakaian biru. Bukannya hijau, warna kebesaran Persebaya dimana ia menjadi presiden klub.
Menurut Azrul, tantangan Surabaya di masa yang akan datang cukup banyak. Bukan hanya bersaing dengan kota-kota di Indonesia, namun juga kota-kota di dunia. Karena itu, dibutuhkan orang yang total mengabdi, bukan yang masih mencari posisi.
”Sepuluh tahun lalu, saya jatuh hati pada Bu Risma. Dan saya bersyukur Bu Risma mampu membawa Surabaya menjadi seperti sekarang. Sekarang, saya menemukan sosok yang seperti ayah saya sendiri. Pak Machfud Arifin,” tutup Azrul.