Logo

Presiden Ketiga RI, BJ Habibie Tutup Usia

Reporter:

Rabu, 11 September 2019 12:35 UTC

Presiden Ketiga RI, BJ Habibie Tutup Usia

BJ Habibie oleh Ali Yani

JATIMNET.COM, Surabaya – Bacharudin Jusuf Habibie wafat di ruang CICU, Pavilian Kartika RSPAD Jakarta Pusat, Rabu, 11 September 2019 pukul 18.05. Presiden Ketiga RI tutup usia setelah menjalani perawatan selama dua pekan terakhir. 

"Saya harus menyampaikan ini, bahwa Ayah saya, Presiden Ketiga RI, BJ Habibie meninggal dunia pukul 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Rabu 11 September 2019. 

Ia menyebut faktor usia sebagai penyebab ayahnya meninggal. Faktor lainnya adalah karena jantung yang sudah melemah. Thareq mengapresiasi dokter yang sudah berusaha semampunya untuk menyembuhkan Habibie.

"Jantungnya sudah berhenti beraktifitas, seperti yang saya bilang, karena umur dan aktifitas yang banyak," kata Thareq. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka di kawasan Kuningan, sebelum dimakamkan.

BACA JUGA: Mbah Moen Wafat, 800 Pelajar di Mojokerto Salat Gaib

BJ Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Anak keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie, seorang ahli pertanian berdarah Bugis dari Gorontalo, dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo, dokter spesialis mata berdarah Jawa asal Yogyakarta.

Perjalanan hidup BJ Habibie banyak menginspirasi masyarakat Indonesia. Habibie yang cerdas memiliki ketertarikan khusus di bidang fisika, mampu mengenyam pendidikan studi teknik penerbangan selama 10 tahun Rhenisch Wesfalische Technische Hochscule(RWTH), Aachen, Jerman, setelah sebelumnya masuk di Institut Teknologi Bandung selama enam bulan.

Setelah lulus dengan predikat summa cum laude, Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari, tinggal di Jerman dan bekerja di perusahaan yang berpusat di Hamburg. 

Habibie yang dikaruniai dua anak, memiliki prestasi yang cemerlang hingga dipercayai sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978). 

BACA JUGA: Keluarga di Pacitan Sempat Tak Percaya Ani Yudhoyono Wafat

Selama bekerja di Jerman, Habibie menyumbang sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi Thermodinamika, Konstruksi, dan Aerodinamika, seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan “Habibie Method”.

Dengan posisi dan prestasi yang cemerlang, Habibie tak lupa dengan tanah air. Pada tahun 1968, sekitar 40 insinyur Indonesia dapat bekerja di MBB atas rekomendasi Habibie.

Tujuannya pun untuk jangka panjang. Sebagai persiapan dan pembelajaran untuk membuat produk industri dirgantara di tanah air. Habibie pun menjadi  Menteri Negara Riset dan Teknologi selama 2 dekade mulai dari 1978 hingga 1998. 

Ia juga menggas dan menduduki posisi ketua umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) saat masih menjadi menteri.
Lalu, 14 Maret 1998 Habibie terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII. 

BACA JUGA: Menteri Agama Era Gus Dur Tolchah Hasan Wafat

Tragedi reformasi pada Mei 1998, di Jakarta telah menggulingkan Presiden Soeharto yang sudah menjabat selama 32 tahun. Habibie pun naik kursi menggantikan Soeharto, sejak 21 Mei 1998. 

Habibie memimpin negara yang masih diwarnai dengan euforia reformasi, ketidakstabilan, dan disintegrasi. Namun, ia seolah tak terpengaruh dan menghasilkan warisan undang-undang yang mendukung kondisi demokrasi di Indonesia.

Seperti Undang-Undang Anti Monopoli atau Undang-Undang Persaingan Sehat, Undang-Undang Partai Politik, Undang-Undang Otonomi Daerah, hingga Undang-undang Pers yang menjamin kebebasan pers dan pelarangan beredel.

Namun, kepemimpinan BJ  Habibie tak bertahan lama. Jajak pendapat soal otonomi Provinsi Timor-Timur pada 30 Agustus 1999 berakhir dengan lepasnya Timor-Timur dari Indonesia dan menjadi negara Timur Leste.

BACA JUGA: Presiden JFC Dynand Fariz Wafat, Menpar Arief Yahya Berduka

20 Oktober 1999 Habibie mengakhiri tugasnya sebagai Presiden Ketiga RI, dan menyatakan tidak mencalonkan diri kembali. Namun karirnya tidak berhenti.

Habibie kembali aktif sebagai penasehat presiden dalam rangka mengawali proses demokrasi di Indonesia melalui organisasi yang didirikannya (Habibie Center) di era Susilo Bambang Yudhoyono. 

Sumber: Suara.com, Viva.co.id