Logo

PPNI Akhirnya Laporkan Netizen yang Dianggap Menghina Tenaga Medis

Reporter:,Editor:

Kamis, 21 May 2020 08:40 UTC

PPNI Akhirnya Laporkan Netizen yang Dianggap Menghina Tenaga Medis

MEDIASI. Mediasi antara pengurus PPNI dan IDI Jember dengan Andreas yang mengunggah ujaran kebencian pada tenaga medis di Kantor Kecamatan Jombang, Selasa, 19 Mei 2020. Foto: PPNI Jember

JATIMNET.COM, Jember - Kasus pria di Jember yang dianggap menghina tenaga medis, berlanjut ke proses hukum. Ini setelah DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jember memutuskan melaporkannya ke pihak kepolisian.

"Tujuannya, agar ada efek jera. Biar tidak sembarangan di media sosial, apalagi di masa wabah seperti sekarang," kata Ketua DPD PPNI Jember, Asrah Joyo Widono, saat dihubungi pada Kamis 21 Mei 2020.

Sebenarnya secara pribadi, Asrah menilai, permintaan maaf dari pelaku sudah cukup. Namun ia juga tidak bisa menghalangi keputusan rapat.

"Menurut saya sih, yang penting dia sudah minta maaf dan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi. Juga akun facebook-nya dihapus agar tidak memperkeruh suasana di Jember. Namun dalam rapat tadi sudah diputuskan, divisi hukum PPNI Jember yang akan melaporkan kasus ini ke polisi," jelas Asrah.

BACA JUGA: Unggah Ujaran Kebencian Perawat Pasien Covid, Akun Facebook Cong Gion Dilaporkan ke Polisi

Kemungkinan, pelaporan dilakukan bersama organisasi profesi medis seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pertemuan mediasi yang menghadirkan sang pelaku kemarin, juga turut melibatkan perwakilan IDI Jember. "Nanti akan bersama lembaga lain, kalau kami pastinya akan atas nama PPNI Jember," kata pria yang juga Camat Kaliwates.

Dalam mediasi dengan pelaku pada Selasa 19 Mei 2020, APW mengaku khilaf saat membuat postingan tersebut. Saat ini, akun facebook milik APW telah menghilang dari jejaring media sosial.

Kasus ini bermula ketika APW dalam media sosialnya mengkritik tagar #IndonesiaTerserah yang diviralkan para tenaga medis. APW menilai, tagar tersebut berlebihan. APW juga menantang siap berjabat tangan dengan pasien positif dan menganggap Covid-19 hanya konspirasi kapitalis global.

Tagar #IndonesiaTerserah mulai viral karena tenaga medis kecewa terhadap maraknya kerumunan massa di bandara, pelabuhan dan mall jelang hari raya. Kondisi itu dinilai berlawanan dengan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menanggapi hal tersebut, Asrah berharap rekan-rekan sejawatnya untuk bersabar dan fokus bekerja.

BACA JUGA: Unggah Ujaran Kebencian Perawat Pasien Covid, Akun Facebook Cong Gion Dilaporkan ke Polisi

"Perawat sebagai orang yang ditugasi di garda terdepan dalam perang melawan Covid-19, agar tetap bekerja seoptimal mungkin sesuai kemampuan yang dimiliki sesuai batas kemampuan. Yang namanya masyarakat, kan dari berbagai macam latar belakang," ujar Asrah.

Selain itu, Asrah juga berharap agar masyarakat bisa turut berpartisipasi dalam perang melawan Covid-19. Yakni dengan mengikuti himbauan pemerintah untuk pencegahan Covid-19. 

"Kasihan teman-teman nakes yang bertugas di garda terdepan, mereka setelah bertugas, rela tidak bisa bertemu dengan suami atau istri dan anaknya. Harapan kami ikut saja anjuran pencegahan pemerintah," lanjut Asrah.

Diakui Asrah, upaya pencegahan Covid-19 memang tidak bisa semudah membalik telapak tangan. "Kita juga tidak bisa menyalahkan masyarakat sepenuhnya. Kita harus edukasi masyarakat," papar Asrah.

Karena itu, PPNI Jember meminta seluruh jajarannya, hingga perwakilan kecamatan, untuk terus mengedukasi masyarakat perihal pencegahan Covid-19. "Saya minta agar terus edukasi dan jangan bosan," pungkas Asrah.