Logo

PPKM Level 2, Surabaya Batasi Jam Operasional Tempat Usaha dan Belanja

Reporter:,Editor:

Rabu, 09 February 2022 09:40 UTC

PPKM Level 2, Surabaya Batasi Jam Operasional Tempat Usaha dan Belanja

ISOTER COVID. Isolasi Terpusat (isoter) Hotel Asrama Haji (HAH) di Sukolilo, Surabaya, Senin 7 Februari 2022. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 Covid-19 di Kota Surabaya tertanggal 8 Februari 2022.

SE bernomor 443.2/2205/436.8.5/2022 itu ditujukan kepada pelaku usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung jawab tempat usaha dan/atau fasilitas umum se-Kota Surabaya, Ketua RT/RW, LPMK, Kepala OPD, Camat dan Lurah se-Kota Surabaya.

SE tersebut sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 09 Tahun 2022 tentang PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali. Dalam SE tersebut, sejumlah protokol kesehatan (prokes) diperketat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Di Surabaya, PPKM Level 2 itu akan berlaku hingga Senin, 14 Februari 2022.

Beberapa pointer penting dalam SE tersebut, yakni berbagai peraturan dan sejumlah prokes yang diperketat, dimulai dari pelaksanaan pembelajaran, pembatasan jam kegiatan masyarakat, pelaksanaan pembelajaran dan kapasitas jumlah pengunjung di supermarket, bioskop, hingga kegiatan di pusat kebugaran.

BACA JUGA: Surabaya PPKM Level 2, Warga Luar Kota Bisa Manfaatkan Isoter milik Pemprov Jatim di BPWS

“Pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran tatap muka terbatas dan/atau pembelajaran jarak jauh berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 05/KB/202l, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),” kata Eri.

Pengetatan prokes juga dilakukan untuk warga yang hendak memasuki atau membeli kebutuhan sehari-hari di supermarket, hypermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan. Kegiatan ini dibatasi jam operasionalnya sampai dengan pukul 21.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 75 persen. Sedangkan untuk apotik dapat buka selama 24 jam.

“Pasar rakyat yang menjual barang nonkebutuhan sehari-hari dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 75 persen dan jam operasional sampai dengan pukul 20.00 WIB. Lalu untuk pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan lain-lain sejenisnya diizinkan buka sampai dengan pukul 21.00 WIB,” ia mengungkapkan.

Hal serupa juga wajib diterapkan di warung makan atau warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya. Para pemilik diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 21.00 WIB dengan maksimal pengunjung makan 75 persen dari kapasitas dan waktu makan maksimal 60 menit.

BACA JUGA: Antisipasi Covid-19 Varian Omicron, 39 Taman Aktif di Surabaya Ditutup Imbas PPKM Level 2

Tak terkecuali untuk restoran atau rumah makan, kafe dengan lokasi yang berada dalam gedung/toko atau area terbuka baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall, juga mendapat izinkan buka dengan prokes ketat sampai dengan pukul 21.00 WIB.

“Kapasitas maksimal adalah 75 persen dengan waktu makan maksimal 60 menit serta wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” ia menjelaskan.

Sedangkan untuk restoran atau rumah makan, kafe dengan jam operasional dimulai dari malam hari dapat beroperasi pada pukul 18.00 WIB sampai dengan maksimal pukul 00.00 WIB dan wajib menerapkan prokes dengan kapasitas maksimal 50 persen serta waktu makan maksimal 60 menit.

Tak hanya itu saja, ia menerangkan untuk kegiatan pada pusat perbelanjaan, mal, dan pusat perdagangan dibuka dengan kapasitas maksimal 75 persen sampai pukul 21.00 WIB. Namun, untuk anak usia di bawah 12 tahun diperbolehkan masuk dengan syarat wajib didampingi orang tua dan menunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis pertama.

“Untuk tempat bermain anak-anak, dan tempat hiburan dalam pusat perbelanjaan, mal, atau pusat perdagangan dibuka dengan syarat menunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis lengkap untuk setiap anak yang masuk,” ia menerangkan.

Selanjutnya untuk penerapan prokes di area gedung bioskop dapat beroperasi dan wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk melakukan skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai.

Kapasitas maksimal yakni sebanyak 70 persen dan hanya pengunjung dengan kategori Hijau dalam aplikasi PeduliLindungi yang boleh masuk kecuali tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan.

“Pengunjung usia di bawah 12 tahun juga diizinkan masuk dengan syarat didampingi orang tua dan menunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis pertama. Restoran atau rumah makan dan kafe di dalam area bioskop diizinkan menerima makan di tempat (dine in) dengan kapasitas maksimal 50 persen dengan waktu makan maksimal 60 menit,” ia memaparkan.

Kemudian untuk tempat ibadah dapat mengadakan kegiatan peribadatan atau keagamaan berjemaah selama masa penerapan PPKM Level 2 dengan kapasitas 75 persen dan menerapkan prokes.

BACA JUGA: Jadi Tempat Isoter, 700 Tempat Tidur Disediakan di HAH dan RSLT untuk Pasien Covid-19

Terkait kegiatan seni budaya dan olahraga, masyarakat Kota Surabaya wajib mengikuti dan mematuhi prokes yang diatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Kesehatan.

“Kegiatan seni, budaya, olahraga, dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) diizinkan buka dengan kapasitas maksimal 50 persen dengan menerapkan prokes secara lebih ketat dan wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi, serta hanya pengunjung dengan kategori Hijau dalam aplikasi PeduliLindungi yang boleh masuk kecuali tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan,” ia menegaskan.

Untuk kegiatan di pusat kebugaran juga diizinkan buka dengan kapasitas maksimal 50 persen dengan menerapkan prokes secara lebih ketat dan wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi serta hanya pengunjung dengan kategori Hijau dalam aplikasi Peduli Lindungi yang boleh masuk kecuali tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan.

“Untuk pelaksanaan resepsi pernikahan dapat diadakan dengan maksimal 50 persen kapasitas ruangan dengan pengunjungnya dapat diatur per sesi maksimal 25 persen dan durasi maksimal 30 menit dan tidak mengadakan makan di tempat,” ia memungkasi.