Minggu, 29 March 2020 13:29 UTC
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur langsung melakukan tracing atau melacak setelah salah satu peserta pelatihan petugas haji positif terinfeksi virus corona. Salah satu peserta yang dinyatakan positif saat mengikuti pelatihan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, pada 9-18 Maret 2020.
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengaku telah mengantongi satu pasien positif dari total 413 peserta. Menurutnya, peserta yang hadir tidak hanya dari Jatim, tapi juga berasal dari Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami mendapati utusan (peserta) yang juga sakit dan positif. Setelah kami tracing ada juga nara sumber yang sakit,” kata Kohar, sapaaannya saat dihubungi Sabtu 28 Maret 2020 malam.
BACA JUGA: Cegah Kerumunan Massa, Jalan Tunjungan dan Darmo Ditutup Terbatas
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim selanjutnya melakukan pelacakan dan pemeriksaan. Hasilnya, tim menemukan tiga peserta lain yang juga positif. Sementara 14 lainnya berlabel Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Pun demikian, Kohar memastikan, tracing yang dilakukan tidak akan berhenti. Upaya melacak lebih jauh diharapkan untuk mencegah penularan virus yang awalnya muncul dari Wuhan, Hubei, Cina itu, kepada peserta lainnya.
“Kami melakukan tracing lebih jauh lagi, dan mendapatkan nama-nama (peserta yang hadir). Sekarang kami melakukan pemantauan by name maupun by address (berdasarkan nama dan alamatnya),” tegas pria yang juga Direktur Utama RSUD Saiful Anwar, Malang itu.
BACA JUGA: Efek Covid-19, Pemprov Jatim Hapus Denda Pajak Kendaraan Bermotor Tahun Ini
Data sementara yang diungkapkan Kohar peserta berasal dari Jatim meliputi Kediri, Nganjuk, Tuban, Gresik, Blitar, Lamongan dan Jember.
Kohar mengaku akan terus melakukan sosialisasi agar peserta bisa mengisolasi secara mandiri. Bila merasa indikasi sakit seperti pasien terjangkit virus corona, ia berpesan agar segera ke rumah sakit rujukan.
“Ada yang bersedia mengisolasi mandiri. Kami sudah menghubungi (peserta) satu per satu, dan juga sudah kami sosialisasikan. Kalau ada yang terindikasi sakit secepatnya merapat ke rumah sakit terdekat,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Jatim itu.