Rabu, 08 May 2019 08:57 UTC
Ilustrasi. Foto: Pixabay
JATIMNET.COM, Surabaya – Indonesia dipandang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi digital hingga USD 100 miliar atau sekitar Rp 1,4 kuadriliun, di tahun 2025. Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Cina, Djauhari Oratmangun.
"Dengan melakukan kerja sama dengan Tiongkok, Indonesia akan mampu memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital hingga 100 miliar dolar pada tahun 2025," ujarnya di Beijing, Rabu 8 Mei 2019.
Sebelumnya, Dubes berbicara pada subforum Digital Maritime Silk Road di Fuzhou, Provinsi Fujian, bersama sejumlah perwakilan dari Serbia, Portugal, Australia, Ghana, dan Nigeria.
"Indonesia sendiri saat ini memimpin ekonomi digital di Asia Tenggara dengan memiliki empat perusahaan unicorn (perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS), yaitu Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka," katanya.
BACA JUGA: Indonesia Kekurangan 9 Juta Bakat Digital Hingga 2030
Menurut dia, Digital Maritime Silk Road bisa menjadi kunci perubahan bagi ekonomi digital di kawasan, bahkan global.
Dalam forum tersebut, mantan duta besar RI untuk Rusia ini juga menyampaikan sejumlah rekomendasi, agar kerja sama Digital Maritime Silk Road dapat membangun fondasi, dan meninggalkan jejak sejarah bagi ekonomi digital pada masa-masa mendatang.
Beberapa rekomendasi itu di antaranya adalah menghubungkan wilayah perdesaan dengan internet, meningkatkan kapasitas jaringan, membangun sistem navigasi berbasis satelit, mendorong kolaborasi antara pedagang daring dan pelaku usaha tradisional, berbagi pengetahuan dalam teknologi kecerdasan artifisial, mahadata, dan riset tingkah laku konsumen ekonomi digital.
Dubes menambahkan, bahwa kunci bagi kerja sama ekonomi digital Indonesia dan Cina adalah hubungan antar masyarakat.
BACA JUGA: Begini Saran Wagub Jatim Bikin Startup
Secara historis, Provinsi Fujian memiliki kedekatan dengan Indonesia.
Nenek moyang WNI beretnis Tionghoa kebanyakan berasal dari daerah tersebut, selain dari Provinsi Guangdong.
Dalam perkembangan teknologi digital, lanjut Dubes, harus didukung oleh sektor pendidikan sehingga dia mendorong para pelajar asal Indonesia belajar dari pengalaman Cina.
Selain berbicara di forum tersebut, Dubes juga mengunjungi arena pameran Digital China Summit dan kawasan kampus NetDragon bersama delegasi dari Kemenkopolhukam RI serta KJRI Guangzhou.
BACA JUGA: Gojek Naik Pangkat Jadi Decacorn
Mereka menyaksikan secara langsung bagaimana kekuatan digital mampu mentransformasi pendidikan konvensional.
Forum tersebut juga dihadiri CEO Tencent Ma Huateng alias Pony Ma, CEO Baidu Li Yanhong (Robin Li), dan Chairman NetDragon Liu Dejian. (ant)