Minggu, 06 October 2019 13:40 UTC
LAYANGAN SEPEDA. Salah satu peserta kompetisi layang-layang menerbangkan layangan buatannyayang berbentuk orang naik sepeda. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Layang-layang beraneka bentuk bergantian mengudara di atas lapangan Dusun Melati, Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Minggu 5 Oktober 2019.
Sejumlah peserta dari Mojokerto, Gresik, Lamongan, Malang, Blitar, dan Tulungangung, sejak pagi menyiapkan layang-layangnya agar bisa mengudara. Terik panas matahari tak menyulutkan puluhan tim menyuguhkan keunikan dan kelebihan layang-layangnya.
Mulai dari bentuk kapal bajak laut, sosok Roro Kidul, sepeda yang seolah-olah ditumpangi manusia, bahkan ada yang berbentuk kepala naga dengan panjang 90 meter sampai 110 meter.
BACA JUGA: Pemkot Mojokerto Minta PT KAI Jalankan KA Arek Surokerto
Salah satunya layangan kepala naga yang dinamai Naga Green dimiliki peserta yang berasal dari Gresik, Riski (27). Ia bersama timnya yang berjumlah tiga orang ini mengikuti kompetisi ini berharap bisa menjalin silaturahmi dengan sesama pelayang.
"Dan tentunya tradisi layang-layang terus lestari. Sekarang kan sudah tersisihkan adanya gadget yang ada game onlinenya. Yang pasti kami akan mempertahankan permainan tradisional, terutama layang-layang, biar anak-anak sekarang juga tahu dan mau bermain layangan," kata Riski yang sering menjuarai kompetisi layangan di beberapa wilayah Jawa Timur.
Selain itu, Hartono (31) warga asli Dawarblandong yang mengusung kapal bajak laut untuk tema layangannya menceritakan, kesulitan yang dihadapinya adalah angin yang kurang stabil sehingga membuat layang-layang bikinannya sempat terjatuh.
BACA JUGA: Bantaran Sungai Marmoyo Mojokerto Diduga Diuruk Pakai Limbah B3
"Paling tidak butuh tiga orang untuk menaikkan layangan ini, soalnya tarikannya agak berat," kata Hartono yang mengaku telah menghabiskan dana kurang lebih Rp 3 juta untuk membuatnya.
Panitia lomba, Warsito mengatakan, lomba ini diselenggarakan untuk melestarikan permainan layang-layang di tengah gempuran permainan modern yang semakin digemari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
"Ini pertama kalinya lomba layang-layang. Biar layang-layang tidak punah, Peserta yang ikut ada 35 tim,” ujarnya.
Even ini pun menarik minat warga sekitar untuk menonton. Tampak juga belasan pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya seperti minuman, gorengan, atau penjual layangan.