Logo

Perjuangan Para Pelajar Banyuwangi Demi Tampil di Gandrung Sewu

Reporter:,Editor:

Sabtu, 12 October 2019 23:30 UTC

Perjuangan Para Pelajar Banyuwangi Demi Tampil di Gandrung Sewu

SUKSES. Pentas Gandurng Sewu 2019 di Pantai Boom Banyuwangi sukses memukau para pengunjung. Foto: Ahmad Suudi

SINAR Matahari belum lagi muncul dari balik bukit-bukit Pulau Dewata yang terlihat dengan mata telanjang dari daratan Banyuwangi, Jawa Timur. Suara azan subuh juga belum dikumandangkan, ketika ruang-ruang kelas SMP Negeri 1 Banyuwangi mulai hidup.

Hanny Elok Hardiastuty (16) mengerjap-kerjapkan mata yang masih terasa lengket pukul 03.30 WIB. Dia dan 69 siswi asal Kecamatan Tegaldlimo lainnya, serta rombongan dari Kecamatan Kabat dan Songgon harus segera bersiap tampil.

Pelajar-pelajar dibangunkan dari istirahatnya yang pulas, mereka harus segera mandi dan berias. Padahal hari sebelumnya mereka melakukan gladi resik pertunjukan dari siang hingga petang.

Merekalah pelajar-pelajar putri Banyuwangi yang akan tampil dalam gelaran Gandrung Sewu 2019. Demi kelancaran acara, 1.354 penari Gandrung, 65 orang pemeran prajurit dan 75 orang panjak atau pemain musik tradisional diinapkan di berbagai tempat di sekitar Pantai Boom, lokasi pertunjukan.

BACA JUGA: Mengintip Keseruan Persiapan Festival Gandrung Sewu 2019

"Habis gladi resik kemarin nginap di SMPN 1 Banyuwangi, paginya makeup jam 06.00 WIB," kata Hanny setelah pertunjukan di Pantai Boom, Sabtu 12 Oktober 2019.

Dia mengatakan diajukan oleh sekolah mendaftar menjadi peserta Gandrung Sewu 2019, bersama 19 siswi lain. Setelah melalui serangkaian tes menari Gandrung Kembang Menur, didapati 16 yang lolos dan mengikuti total 7 kali latihan.

Hanny sendiri mengaku menyukai tari sehingga terdorong untuk menerima tawaran mengikuti Gandrung Sewu untuk kedua kalinya. Sebagaimana banyak pelajar perempuan lainnya di Banyuwangi, dia mengaku sudah akrab menari Gandrung sejak di bangku TK.

Pendamping Penari Kecamatan Tegaldlimo Yulia Intan (20) mengatakan, pukul 04.00 WIB dirinya sudah menyiapkan peserta untuk makeup. Mulai foundation peserta pertama hingga beres makeup peserta terakhir ditangani hingga pukul 12 WIB siang.

BACA JUGA: Gandrung Sewu 2019, Kemelut Pasca Puputan Bayu yang Membunuh Mas Alit

"Mandinya di SMP Negeri 1 Banyuwangi juga, ada yang cari keluar, mandi di musala," kata Intan menjelaskan hiruk pikuk pagi itu.

Tidak hanya persiapan pertunjukan, menertibkan anak-anak selama tinggal di kelas-kelas itu juga merepotkan. Intan mengaku harus mengelus dada saat banyak siswi yang menitipkan barang, gawai, uang, atau keluar dari sekolah seenaknya untuk membeli jajan.

Namun pertunjukan mereka telah tuntas dengan menuai tepukan tangan dari ribuan penonton dan segenap pejabat. Antraksi budaya berlatar belakang Selat Bali dan perbukitan Pulau Dewata itu bagian dari penyedot pengunjung datang ke Banyuwangi.

ATRAKSI. Salah satu atraksi para penari Gandrung Sewu 2019 di Pantai Boom Banyuwangi. Foto: Ahmad Suudi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan dengan rangkaian Banyuwangi Festival, termasuk di dalamnya Gandrung Sewu, pendapatan per kapita meningkat. Dia mengatakan hal itu juga dibarengi kebijakan untuk melindungi ekonomi masyarakat kecil.

BACA JUGA: Melihat Anak-anak Menari Gandrung di Tepi Sawah

Dikatakannya kunjungan wisatawan domestik berdasarkan data tiket destinasi, hotel dan agen perjalanan wisata berjumlah 491 ribu tahun 2010 dan 5,2 juta tahun 2018. Jumlah wisatawan mancanegara juga naik dari 12.505 pada tahun 2010 menjadi  127.420 di tahun 2018.

Peningkatan jumlah wisatawan itu juga mengerek pendapat per kapita masyarakat Banyuwangi. Pendapatan per kapita pada tahun 2010 sebesar Rp 20,86 juta dan tahun 2018 sebesar Rp 48,75 juta, naik 134 persen.

Anas menjabarkan inovasi Banyuwangi juga berhasil mendapatkan penghargaan dari berbagai kementerian disertai pemberian insentif daerah.

"Inovasi adalah cara membangun kepercayaan diri dan pundi rupiah yang masuk ke rekening daerah," kata dia dalam sambutan pembukaan Gandrung Sewu.

BACA JUGA: Sesepuh Gandrung Reuni, Sebut Generasi Sekarang Gandrung-gandrungan

Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management of Event Esty Reko Astuti mengatakan digelar setiap tahun sejak 2011, Gandrung Sewu 3 kali masuk Calendar of Event Wonderful Indonesia. Hal ini karena acara tari kolosal itu memiliki nilai 3 C, yakni creative, commercial value, dan commitment.

"Saya lihat sekarang semakin baik infrastrukturnya, konten evennya, sehingga kita yang hadir tidak akan meragukan acara ini," kata Riko.

Gandrung Sewu tahun ini mengusung tema Panji-panji Sunangkara yang dalam sejarah digunakan pasukan Belambangan melawan Belanda. Panji bergambar kepala serigala melolong itu digunakan pasukan yang dipimpin Rempeg Jagapati menimbulkan suasana mencekam bagi musuh.

Namun pokok cerita yang ditampilkan adalah kematian Mas Alit, Bupati Banyuwangi yang dilantik Belanda, sehingga dianggap berkomplot dengan penjajah. Kapal berbendera Belanda yang membawa Mas Alit diserang pasukan Belambangan hingga dia terbunuh, di laut utara Gresik tahun 1782.