Sabtu, 23 November 2019 13:46 UTC
HOAKS. Peserta pelatihan di Kedai Kali Metro, Sabtu 23 November 2019. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Malang – Sekitar 20 jurnalis dari Malang dan sekitarnya mengikuti pelatihan Cek Fakta Serentak di Kedai Kalimetro, Kota Malang. Pelatihan yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang itu berlangsung dua hari, sejak Sabtu, 23 November, dan Minggu, 24 November 2019.
Ketua AJI Malang, Mohammad Zainuddin mengatakan, pelatihan ini mempelajari berbagai alat dari Google dan yang tersedia di internet untuk memeriksa kebenaran informasi di dunia maya.
Sebelum menyebarkan informasi ke publik, jurnalis harus memastikan informasi itu tidak hoaks.
BACA JUGA: Twitter akan larang Iklan Politik di Seluruh Dunia
“Era banjir informasi menjadi tantangan bagi wartawan untuk menyajikan informasi yang valid. Apalagi sekarang banyak informasi hoaks yang tersebar di media sosial,” kata Zainuddin.
Melalui pelatihan ini, jurnalis diharapkan mampu menyajikan informasi yang valid dan terlibat untuk memerangi informasi hoaks.
“Bahkan wartawan sebagai individu pun harus ikut memerangi informasi hoaks,” tambahnya.
BACA JUGA: Kabar Meninggalnya Presiden RI ke-3 BJ Habibie Hoaks
Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi teknik mendeteksi informasi palsu, selain bagaimana berselancar di dunia digital yang sehat dan aman. Salah satu tujuan kegiatan ini, media mampu memverifikasi informasi yang beredar di dunia digital, khususnya media sosial.
Sementara itu, Ketua Umum AJI Abdul Manan, mengatakan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyak dan cepatnya penyebaran informasi di era digital, terutama melalui media sosial.
Muatan dari informasi itu dinilai beragam, mulai dari informasi yang bermanfaat dan dibutuhkan publik, hingga informasi palsu (hoaks), disinformasi, atau kabar bohong.
BACA JUGA: AJI Sebut Throttling Kemkominfo di Papua Langgar UUD 1945
Penyebaran informasi palsu berupa teks, foto hingga video itu memiliki tujuan beragam. Ada yang sekedar untuk lelucon, tapi ada juga yang mengandung kepentingan politik atau ekonomi.
“Yang merisaukan, hoaks ini menyebar sangat mudah cepat di sosial media. Tidak sedikit publik yang serta merta mempercayainya,” kata Manan.
BACA JUGA: 100 Hoaks Menyebar di Media Sosial Tiap Bulan
Bukan hanya publik yang mempercayai dan menyebarluaskan informasi palsu tersebut. Terkadang media pun turut mendistribusikannya.
Hal ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain, karena ketidaktahuan, sekadar ingin menyampaikan informasi secara cepat, atau sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu.
Pelatihan cek fakta yang didukung Internews dan Google News Initiative digelar secara serentak di 23 kota, salah satunya di Kota Malang.