Logo

100 Hoaks Menyebar di Media Sosial Tiap Bulan

Reporter:

Senin, 19 August 2019 13:14 UTC

100 Hoaks Menyebar di Media Sosial Tiap Bulan

Ilustrasi. Hoaks. Gambar: Cheppy.

JATIMNET.Surabaya – Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan kerusuhan di Papua dan Papua Barat dipicu oleh kabar bohong alias hoaks yang berkembang di masyarakat. Tahukah Anda, berapa kabar bohong yang menghiasi lini masa media sosial?

Data yang dirilis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyebutkan sepanjang 2018 saja, tercatat ada 997 hoaks yang menyebar di media massa. Parahnya, tren kabar palsu itu memperlihatkan peningkatan jumlah pada tahun ini.

“Hingga siara pers ini disusun, lebih dari 100 hoaks berkonten politik beredar setiap bulan,” kata Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho melalui pernyataan tertulis yang diterima Jatimnet.com, Minggu 18 Agustus 2019.

BACA JUGA: Kapolri: Informasi Hoaks Picu Aksi Masyarakat di Papua

Jumlah itu, lanjut dia, “belum termasuk hoaks bertema kesehatan, penipuan, dan kebencanaan.”

Ia mengatakan yang membuat hoaks menyebar luas bukan saja para buzzer, tapi ketidaktahuan masyarakat mengenali kabar bohong . Mereka tak tahu cara cek fakta. Di sisi lain, generasi muda yang sejatinya lebih melek teknologi dan memiliki kemampuan digital cenderung tak peduli dengan kabar bohong.

“Minimnya kecakapan mendeteksi hoaks dan cek fakta menjadi faktor utama hoaks mudah dipercaya,” katanya.

BACA JUGA: Hoaks 22 Mei Picu Massa Bakar Mapolsek di Sampang

Sementara itu, pengguna internet tumbuh pesat di Indonesia. Persentase pertumbuhannya (10,12 pesen) bahkan melampui angka pertumbuhan penduduk (0,63 persen).

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan penetrasi pengguna internet di Indonesia pada 2018 mencapai 64,8 persen. Artinya, dengan penduduk Indonesia mencapai 264,1 juta jiwa, sebanyak 171 juta jiwa adalah pengguna internet.

Penetrasi terbesar ada di kalangan generasi muda. Yakni 91 persen pada usia 15-19 tahun, 88,5 persen pada usia 20-24 persen, dan 82,7 persen pada usia 25-29 tahun.