Rabu, 23 March 2022 06:20 UTC
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lamongan Fraksi Gerindra, Anshori. Foto: Zuditya Saputra
JATIMNET.COM, Lamongan - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan di bawah kepemimpinan Bupati Yuhronur Efendi dianggap gagal oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lamongan, dalam mencapai target pengurangan angka pengangguran di tahun 2021.
Dari target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Pemkab Lamongan telah mematok target pengurangan angka pengangguran sebesar 3,45 - 3,00 persen. Namun, nyatanya di tahun 2021 Pemkab Lamongan hanya mampu mengurangi angka pengangguran sebesar 4,90 persen.
"kalau kita membaca pidato LKPJ bupati, kita akan menganggap kinerja pemkab Lamongan terkait tingkat pengangguran terbuka seperti berhasil, karena narasi yang disampaikan hanya menginformasikan perbandingan capaian penurunan tingkat pengangguran terbuka, yakni pada tahun 2021 sebesar 4,90 sedangkan tahun 2020 sebesar 5,13 persen, artinya ada penurunan tingkat pengangguran terbuka sebesar 0,23 persen," kata Wakil Ketua Fraksi Gerindra, Anshori, Rabu 23 Maret 2022.
Di samping itu, Anshori juga menyesalkan sikap Pemkab Lamongan yang bermain narasi terhadap nasib rakyatnya. Seharusnya pemkab menyampaikan secara transparan bahwa tingkat pengangguran terbuka tahun 2021 ini mencapai 4,90 persen atau belum mencapai target yang telah di tetapkan pemerintah Kabupaten Lamongan yakni sebesar 3,45 - 3,00 persen.
Baca Juga: Warga Dusun Wudi Lamongan Datangi Balai Desa Protes Penggantian Guru Ngaji
"Ini kan lucu, Pemkab Lamongan hanya menyampaikan perbandingan dengan capaian tahun 2020 sebesar 5,13 persen, dan menyebutkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2021 mengalami penurunan 0,23 persen. Sedangkan terkait tidak tercapainya target penurunan tingkat Pengangguran terbuka pada tahun 2021 tidak di sampaikan secara terbuka,"ujar sekretaris komisi B DPRD Lamongan ini.
Menurutnya, menarasikan sesuatu yang gagal. Tetapi, di buat seolah-olah berhasil, itu merupakan pembohongan dan pembodohan publik, karena ukuran kinerja itu berhasil atau tidak, dan ukurannya, yaitu apa yang telah di tetapkan di RPJMD, bukan perbandingan capaian antar tahun.
Dalam kejadian ini, Anshori berharap, agar Pemkab Lamongan jujur, Kalau memang pemkab merasa keberatan untuk merealisasikan capain target yang ada di RPJMD, maka segera direvisi RPJMDnya. Jangan hanya bermain narasi. Selain itu, kata Anshori pengangguran yang ada di kabupaten Lamongan kebanyakan dari tamatan pendidikan sekolah menengah umum.
"Tingkat pengangguran terbuka apabila kita melihat data dari Badan pusat statistik, pengangguran terbanyak dilihat dari pendidikan tertinggi yang di tamatkan, yaitu penganggur dengan pendidikan sekolah menengah umum dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 32,74 persen. Sedangkan yang terendah adalah penganggur dengan diploma ke atas yaitu sebesar 7,58 persen," ungkap politikus asal Kecamatan Turi itu.
Baca Juga: Bupati Lamongan Paparkan Capaian Kinerja dalam LKPj Tahun 2021
Lebih lanjut, Dia meminta pada tahun 2022 pemkab Lamongan bisa merealisasikan target penurunan pengangguran terbuka sesuai dengan target yang ada di RPJMD, terutama dengan mengoptimalkan lapangan pekerjaan di sektor pertanian, yang pada tahun 2021 hanya terealisasi 34,01 persen, yang mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2020 yakni sebesar 35,50 persen.
Selain itu, dia juga mengingatkan agar Pemkab Lamongan mengoptimalkan lapangan pekerjaan di sektor industri yang pada tahun - tahun ini terealisasi 19,72 persen atau hanya mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen di banding tahun 2020 sebesar 19,32 persen.
"Optimalisasi lapangan pekerjaan di sektor industri ini juga penting, jangan sampai masyarakat terasingkan dari industri-industri yang berdiri di sekitarnya, prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat Lamongan harus di utamakan," imbuh Anshori wakil ketua DPC Partai Gerindra Lamongan.
Sementara, Bupati Yuhronur Efendi saat menyampaikan laporan keterangan pertanggung jawaban (LKPJ) tahun 2021 dalam rapat paripurna DPRD Lamongan pada Senin 21 Maret 2022 hanya menyampaikan perbandingan pencapaian pada tahun 2020 dengan 2021, tanpa menyebut kegagalan meraih target yang telah ditetapkan. "Tingkat pengangguran terbuka juga turun sebesar 0,24 poin dari 5,13 persen pada tahun 2020 menjadi 4,90 persen di tahun 2021," katanya.