Logo

Penelitian, Gaya Hidup Sehat Bisa Memperkecil Risiko Demensia

Reporter:

Selasa, 16 July 2019 05:18 UTC

Penelitian, Gaya Hidup Sehat Bisa Memperkecil Risiko Demensia

Olah raga. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Surabaya – Hampir semua orang yang memiliki keturunan menderita demensia, bisa memperkecil risiko terkena, dengan mengubah gaya hidup.

Hasil ini didapat dari penelitian tim Universitas Exeter, dan dipublikasikan di Konferensi Asosiasi Alzheimer Internasional.

Penelitian dari sekitar 200 ribu orang menghasilkan kesimpulan berupa penurunan risiko demensia hingga sepertiganya.

Peneliti menberikan nilai gaya hidup sehat berdasarkan kombinasi antara olah raga, diet, alkohol dan rokok, dikutip dari Bbc.com, Selasa 16 Juli 2019.

BACA JUGA: Ini Deretan Manfaat Yoga untuk Kesehatan

Mereka yang mendapatkan skor tinggi diketahui tidak merokok, bersepeda sekitar dua hingga 2,5 jam setiap minggu, mengonsumsi tiga kali lebih banyak buah dan sayuran sehari, ikan dua kali seminggu dan jarang menyantap olahan daging.

Serta minum segelas bir per hari.

Sementara, gaya hidup mereka yang tidak sehat seperti rutin merokok, tidak berolah raga, mengonsumsi kurang dari tiga porsi buah dan sayur sepekan, serta memakan daging olahan lebih dari dua kali sepekan.

Minum sedikitnya tiga gelas bir sehari.

BACA JUGA: Stroke Juga Rentan Sasar Usia Muda

Penelitian ini menemukan bukti setelah melibatkan 196.383 orang berusia 64 tahun selama delapan tahun.

Mereka menganalisa DNA manusia untuk mendapatkan risiko genetik atas perkembangan penyakit.

Penelitian menunjukkan ada 18 kasus demensia di setiap 1.000 orang jika mereka lahir dengan genetika risiko tinggi serta memiliki gaya hidup tak sehat.

Namun, risiko turun hingga 11 per 1.000 orang selama penelitian berlangsung, jika kelompok berisiko tinggi itu memiliki gaya hidup sehat.

BACA JUGA: Tidak Semua Makanan Bisa Disimpan di Lemari Es

Hanya saja, penemuan ini mungkin tidak bisa diterapkan pada semua orang, terutama penderita demensia lebih awal, di usia 40 hingga 50 tahunan.

Namun mereka berfikir jika temuan ini akan bekerja pada kelompok usia lanjut, di mana demensia lebih umum muncul.

Peneliti mengatakan jika penelitian ini bisa diterapkan pada demensia secara umum dibandingkan penyakit yang lebih spesifik seperti Alzheimer atau demensia vascular.

Para koresnponden dalam penelitian mengatakan jika gaya hidup sehat membutuhkan upaya untuk diterapkan.

BACA JUGA: Ibu Hamil Penderita Anemia Berisiko Janinnya Meninggal 

Sue Taylor, berusia 62 tahun dari Exeter, melihat dampak demensia di keluarganya. Nenek dan kakeknya sama-sama menderita demensia.

Ia kemudian mengambil kelas olah raga di taman tiga kali dalam sepekan, bahkan pada saat musim dingin, dan berjalan kaki 45 menit sepulang kerja.

“Ini banyak membutuhkan usaha, anda harus memikirkannya dan merasa cocok dengannya,” katanya.

Namun menurutnya itu bermanfaat bagi cucunya.

BACA JUGA: Lima Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan

“Saya hanya ingin menjaga otak saya setajam mungkin selama mungkin. Saya tak ingin mereka kehilangan kesempatan bergaul dengan nenek dan kakeknya, baik secara fisik maupun mental,” katanya.