Logo

Pemuda Mojokerto Jaga Permainan Tradisional Melalui Festival Dolanan

Reporter:,Editor:

Minggu, 17 November 2019 05:09 UTC

Pemuda Mojokerto Jaga Permainan Tradisional Melalui Festival Dolanan

Anak-anak Mojokerto memainkan dakon dalam festival dolanan yang digelar di Trowulan, Sabtu 16 November 2019. Foto: Karina Norhadini.

JATIMNET.COM, Mojokerto – Komunitas Pemuda Mojokerto menggelar festival dolanan anak untuk melestarikan permainan dan budaya daerah. Kegiatan yang diselenggarakan Komunitas Taman Hidup ini diharapkan bisa mengurangi kegiatan anak-anak bermain melalui gawainya.

Terlebih festival dolanan anak ini sengaja digelar di pelataran Candi Wringin Lawang Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Sabtu 16 November 2019, untuk memberi kesan kembali ke zaman dulu.

Ada delapan permainan yang disajikan dalam festival ini, di antaranya gasing, dakon, sondah, lompat tali, rangka alu, hula hoop, klereng, dan permainan motorik halus.

Sedikitnya terdapat 250 peserta yang diikuti peserta mulai berusia 3 tahun sampai 12 tahun. Tidak hanya anak-anak yang menjadi peserta, orang tua juga terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

BACA JUGA: Pemkot Mojokerto Gelar Festival Bahasa Ciptakan SDM Unggul

Salah satunya Dini (31) warga Sooko. Dia mengatakan permainan sondah atau engklek/engkle, sudah jarang terlihat dimainkan anak-anak. Bahkan di tempat tinggalnya saat ini tak pernah terlihat anak-anak memainkan sondah.

“Permainan sondah ini bisa untuk melatih keseimbangan tubuh dan kesabaran. Memang butuh lahan agak luas untuk bermain sondah,” kata Dini yang mendampingi anak laki-lakinya bermain sondah.

Sementara itu, Aldias Biung Sangkra salah satu anggota Komunitas Taman Hidup penyelenggara Festival Dolanan Anak menjelaskan, kegiatan ini sengaja digelar dengan tujuan melestarikan permaian tradisional yang sudah mulai terkikis berkembangnya zaman.

BACA JUGA: Uniknya Bertransaksi Menggunakan Tempurung Kelapa di Pasar Batok Blitar

“Permainan tradisional ini sebenarnya membangun pendidikan karakter dan pendidikan moral anak. Melalui permaianan ini akan menumbuhkan kepedulian sosial. Itu yang tidak kalah penting,” ucapnya yang juga Ketua Panitia Festival Dolanan Anak.

Sangkra menambahkan, anak zaman sekarang banyak yang memainkan gawai atau gadget. Terbukti, sekitar 250 peserta festival, mayoritas tidak bisa bisa memainkan dolanan.

”Kami berharap anak-anak bisa menjaga dan memainkan permainan tradisional, baik di lingkungan sekolah, maupun di kehidupan sehari–hari,” jelasnya.