Sabtu, 02 May 2020 13:40 UTC
KLASTER COVID-19. Kawasan pabrik rokok PT. HM Sampoerna di Rungkut Industri, Surabaya. Lebih dari 30 karyawan setempat positif Covid-19 berdasarkan uji swab dan ratusan karyawan lainnya menunggu hasil swab. Foto: sampoerna.com
JATIMNET.COM, Surabaya – Untuk membatasi persebaran Covid-19 di lingkungan pabrik rokok PT. HM Sampoerna (Tbk) unit Rungkut 2, Rungkut Industri, Pemkot Surabaya melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan pabrik dan kantor perusahaan setempat.
Sejak tanggal 27 April 2020 hingga Jumat malam, 1 Mei 2020, petugas melakukan penyemprotan disinfektan menggunakan mobil Pemadam Kebakaran (PMK).
Bahkan, penyemprotan yang dilakukan mobil PMK tak hanya menyasar di dala, lingkungan pabrik atau perusahaan. Lingkungan di sekitar pabrik juga disemprot dengan disinfektan mulai dari sisi belakang hingga samping kanan dan kiri pabrik yang berhubungan dengan permukiman.
Di samping melakukan penyemprotan disinfektan, Kasatgas Linmas juga disebar di 14 kelurahan untuk melakukan pemantauan kepada karyawan yang reaktif. Sebab, dari informasi awal, ada 32 karyawan yang reaktif Covid-19 saat rapid test yang tinggal di 14 kelurahan. Sehingga Pemkot Surabaya menyebar petugas untuk memantau kondisi kesehatan yang bersangkutan dan keluarga mereka.
BACA JUGA: Manajemen Sampoerna Telah Lama Disarankan Isolasi Karyawan
"Kami juga sampaikan kepada ketua RT dan RW untuk ikut menjaga jangan sampai keluarganya ikut terkucilkan. Karena sekarang ini, ketika di lingkungan (perkampungan) ada satu positif, keluarga ikut dikucilkan," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto, Sabtu, 2 Mei 2020.
Pihaknya bersama Camat dan Lurah juga menyampaikan kepada pengurus RT, RW, maupun masyarakat sekitar agar keluarga jangan sampai dikucilkan. Manajemen Sampoerna juga diminta untuk ikut membantu isolasi mandiri bagi keluarga karyawan. Sebab, keluarga mereka juga termasuk Orang Dalam Resiko (ODR) atau Orang Tanpa Gejala (OTG) sehingga juga harus melakukan isolasi di rumah.
Bahkan, sampai saat ini masih dilakukan pengawasan melalui Kasatgas Linmas dan Lurah dengan berkomunikasi langsung bersama pengurus RT dan RW untuk memantau kondisi keluarga mereka.
Sementara itu, bagi karyawan yang reaktif Covid-19 versi rapid test dilakukan isolasi di salah satu hotel. "Tujuannya apa? supaya mereka (keluarga) bisa melakukan aktivitas dan mereka bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya dengan tenang," Eddy memaparkan.
BACA JUGA: Dianggap Lamban Tangani Kasus Covid-19 PT HM Sampoerna, Ini Bantahan Pemkot Surabaya
Eddy yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya ini juga menambahkan berdasarkan hasil tes swab, 37 karyawan yang positif Covid-19 sudah diisolasi di hotel.
Sedangkan sisanya menjalani perawatan di rumah sakit. Bahkan, hingga saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya terus bekerja melakukan perawatan bagi yang positif.
"Begitu kami mendapatkan informasi dari tim tracing (pelacakan), kami langsung melakukan antisipasi baik dari sisi sosial. Dari sisi protokol untuk perusahaan, kita lakukan penutupan isolasi selama 14 hari dan itu sudah kami lakukan," ia memungkasi.
