Senin, 10 August 2020 01:00 UTC
Direktur Index Indonesia, Andy Agung Prihatna saat melakukan virtual
JATIMNET.COM, Surabaya - Direktur Index Indonesia, Andy Agung Prihatna menyebut Surabaya tetap membutuhkan sosok wanita sebagai penerus Tri Rismaharini. Setidaknya mengisi wakil wali kota yang sejauh ini bursa kandidat belum mengerucut.
Berbeda dengan bakal calon wali kota yang nyaris sudah mengerucut ke nama tokoh laki-laki, seperti Machfud Arifin, dan Whisnu Sakti. "Kalau kemudian yang bertanding di Surabaya hanya laki-laki, itu alamat menafikkan histori secara empirik kepemimpinan perempuan selama satu dekade," ujar Agung Minggu 9 Agustusan 2020.
Ia melihat tongkat ekstafet kepemimpinan perempuan di Surabaya harus tetap berlanjut. "Terlalu ekstrem dari kepemimpinan perempuan langsung semua ke laki-laki," ungkapnya.
Agung mencatat, kepemimpinan perempuan mendapat respon cukup bagus di Jatim. Data yang diungkapkannya, ada 13 perempuan yang saat ini menjadi kepala daerah di Jatim. Rinciannya gubernur satu, bupati/wali kota delapan, wakil bupati/wakil wali kota empat.
BACA JUGA: Menerka Duet Whisnu-Eri di Pilwali Surabaya, Siapa Diuntungkan
"Jatim nomor satu (terbanyak) se-Indonesia. Ini artinya apa? Ya masyarakat Jatim maupun Surabaya menerima perempaun sebagai pemimpin," terang kepala Divisi Penelitian LP3ES 2005-2007 tersebut.
Agung melihat untuk bakal calon wakil wali kota ini, yang ideal yakni keterwakilan dari nasionalis-agamis. Sebab, secara geografis Surabaya tidak bisa dilepaskan dari belahan sosial antara kultur nasionalis dan agamis.
Sekretaris DPD Lingkaran Pendamping Program Pemberdayaan (LPPP) Surabaya, Siti Nafsiyah mengatakan, figur perempuan masih dibutuhkan untuk memimpin Surabaya. Apalagi selama dua periode, Risma diakuinya telah banyak membawa kemajuan di kota pahlawan. “Itu realitas yang tak bisa dipungkiri, karena Bu Risma bisa melayani dan mengayomi warganya," kata Siti.
Pihaknya pun berharap, pemimpin Surabaya pasca Risma tak seharusnya lepas dari sentuhan perempuan. Tapi karena situasi politik yang mengerucut calon wali kota semuanya laki-laki, maka perempuan bisa diplot sebagai calon wakil.
BACA JUGA: Tancap Gas, Golkar Sodorkan Dua Nama di Pilwali Surabaya Dampingi Machfud Arifin
Menurut Siti banyak nama yang bisa diusung meneruskan kepemimpinan perempuan di Surabaya. Tinggal sekarang bakal calon wali kota melihat figur perempuan yang seperti Risma, yakni suka blusukan, melayani, dan mengayomi warganya.
"Dari kandidat perempuan di antaranya Lia Istifhama, Dwi Astuti, dan Reni Astuti, maupun Dyah Katarina. Kita bisa lihat sendiri siapa yang banyak turun ke pasar, kampung, PKK dan sebagainya. Sudah bisa kita lihat kok," bebernya.
Siti yakin, jika calon wali kota bisa menggandeng calon wakil yang memiliki popularitas, elektabilitas yang tinggi serta rajin melakukan penyapaan ke masyarakat, maka peluang menangnya lebih besar.
"Peluang calon wali kota memenangi Pilwali Surabayalebih besar, kalau menggandeng calon wakil dari perempuan. Tapi harapan saya, perempuan itu sudah terbukti melakukan penyapaan, berinteraksi, dan memberi manfaat kepada masyrakat," tandasnya.