Kamis, 05 November 2020 05:40 UTC
UMKM. Ibu-ibu yang tergabung dalam UMKM binaan Pemkot Surabaya diberdayakan untuk memproduksi ribuan masker dan APD. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah memperkirakan kondisi ekonomi di masa pandemi Covid-19 akan mulai membaik di kuartal ketiga (Q3) tahun 2020.
“Kondisi ekonomi akan mulai membaik di kuartal ketiga dengan kondisi ke depan akan semakin mendekati ke arah positif. IMF juga memproyeksikan pertumbuhan 2021 untuk Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negara lain," ujarnya dalam Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) tahun 2020 yang diselenggarakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) secara virtual, pada Rabu, 4 November 2020. Simposium ini bertema “Peran APBN untuk Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan di tengah Gejolak Ekonomi Global”.
BACA JUGA: APBN 2021 Fokus Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan selama Pandemi Covid-19
Ia juga mengatakan tingkat utang publik Indonesia masih terjaga rendah jika dibanding dengan negara-negara lain yang sama-sama melebarkan defisitnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
“Jika kita bandingkan dengan negara-negara lain, tingkat utang publik Indonesia masih tetap dapat dijaga rendah, sehingga ancaman risiko fiskal ke depannya, diharapkan tidak mendistorsi pemulihan (ekonomi) maupun reformasi struktural,” katanya.
Secara global, sektor manufaktur mulai menguat yang ditandai dengan membaiknya Purchasing Manufacture Index (PMI) global yang konsisten sejak April 2020. Kenaikan ini didukung oleh kegiatan manufaktur di Tiongkok, AS, dan Eropa yang mulai menguat.
BACA JUGA: Kinerja Ekspor Jatim Masih Positif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Menurutnya, meskipun diprediksi hampir semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, namun konsumsi pemerintah atau belanja negara sebagai instrumen countercyclical dapat mendorong proses pemulihan ekonomi.
“Kuartal ketiga diprediksi hampir semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, kecuali konsumsi pemerintah yang signifikan. Hal ini menunjukkan belanja pemerintah sangat sentral dalam kondisi saat ini. Ini yang disebut belanja negara sebagai instrumen countercyclical yang dapat mendorong proses pemulihan ekonomi,” katanya.