Kamis, 15 October 2020 09:00 UTC
POSITIF. Kinerja ekspor Jatim ditopang produk kayu dan barang dari kayu, serta produk perikanan. Foto: Dok KKP.
JATIMNET.COM, Surabaya – Aktivitas ekspor Jawa Timur menggeliat di tengah ketidakpastian perekonomian global. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statisik (BPS), kinerja ekspor Jatim pada bulan September mencapai USD1,60 miliar, atau naik 11,14 persen dibandingkan dengan Agustus 2020.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, secara year on year (YoY) ekspor Jatim juga menunjukkan tren menggembirakan. Yakni, naik 0,21 persen dibandingkan dengan bulan September 2019.
“Sepanjang Juli hingga September ekspor menunjukkan peningkatan signifikan, sehingga September 2020 nilai ekspor Jatim sedikit di atas capaian September 2019,” ujar Dadang, Kamis 15 Oktober 2020.
Meskipun, kata dia, ekspor pada bulan September 2020 belum bisa menyamai jika dibandingkan dengan catatan pada bulan yang sama 2018 silam.
BACA JUGA: Ekspor Ikan dan Udang Jatim Menggairahkan
Pergerakan positif ekspor luar negeri Jawa Timur ditopang meningkatnya sektor nonmigas maupun migas. Dibandingkan Agustus 2020, ekspor nonmigas Jatim pada September 2020 naik 11,49 persen. Yaitu dari USD1,37 miliar menjadi USD1,53.
“Namun, dibandingkan September 2019, nilai ekspor sektor nonmigas justru turun sebesar 0,32 persen,” ungkapnya.
Untuk komoditas yang mengalami peningkatan cukup besar adalah tembaga. Dadang menyebut, kenaikannya 21,41 persen, dari USD123,33 juta pada Agustus 2020 menjadi USD 149,74 juta. Kemudian diikuti kayu dan barang dari kayu yang naik 17,27 persen, dari USD110,49 juta menjadi USD129,69 juta.
BACA JUGA: Ekspor Jatim Menurun di Agustus 2020, Impor Malah Naik
Ekspor ikan dan udang juga naik 15,05 persen, dari USD87,45 juta pada Agustus 2020 menjadi USD100,61 juta.
Jika dilihat negara tujuan, Jepang adalah destinasi utama ekspor nonmigas Jatim sepanjang September 2020. Disusul Cina dan Amerika Serikat.
Sedangkan ekspor sektor migas Jatim pada September 2020 naik sebesar 4,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari USD66,19 juta menjadi USD66,89 juta.
Namun demikian, peranan ekspor sektor migas hanya menyumbang 4,32 persen dari total ekspor Jatim. Dibandingkan September 2019 nilai ekspor migas juga naik 13,49 persen.
BACA JUGA: Karyawan Pabrik Pengemasan Udang PT PMPP Situbondo Terkonfirmasi Covid-19 Terus Bertambah
Sementara untuk impor pada September 2020 juga naik sebesar 11,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari USD1,57 miliar menjadi USD1,75 miliar. Impor migas Jatim pada September 2020 meningkat 40,19 persen. Yaitu dari USD226,94 juta menjadi USD318,15 juta.
“Impor migas menyumbang 18,19 persen dari total impor pada September 2020. Nilai impor migas ini justru turun 16,87 persen bila dibandingkan dengan September 2019,” Dadang menambahkan.
Begitu pula impor nonmigas yang naik 6,21persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari USD1,35 miliar menjadi USD1,43 miliar. Impor nonmigas menyumbang 81,81 persen dari total impor Jatim pada September 2020. Dibandingkan September 2019, impor nonmigas justru turun sebesar 7,57 persen.