Logo

Ekspor Jatim Menurun di Agustus 2020, Impor Malah Naik

Reporter:,Editor:

Selasa, 15 September 2020 14:20 UTC

Ekspor Jatim Menurun di Agustus 2020, Impor Malah Naik

EKSPOR IMPOR. Aktivitas pengangkutan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto: pelindo.co.id

JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat ekspor Jatim kembali melambat pada Agustus 2020. Perdagangan luar negeri turun 9,48 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 

Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan mengatakan ekspor Jatim turun dari US$1,57 miliar menjadi US$1,43 miliar. Penyebabnya karena tersendatnya kinerja ekspor baik migas maupun nonmigas. Ekspor sektor nonmigas mengalami penurunan 6,36 persen dari US$1,46 miliar menjadi US$1,37 miliar.

"Sedangkan ekspor migas Jatim turun 49,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari US$112,67 juta menjadi US$56,35 juta," ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Selasa, 15 September 2020. 

BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Jatim Terburuk di Lima Tahun Terakhir Pada Triwulan II 2020

Untuk sektor nonmigas, kata dia, dipengaruhi enam komoditas antara lain tembaga turun 9,19 persen, kayu dan barang dari kayu turun 6,37 persen, lemak dan minyak hewan/nabati turun 22,92 persen, ikan dan udang turun 9,54 persen, kertas/karton turun 5,47 persen, dan bahan kimia turun 13,56 persen. 

Hanya komoditas perhiasan dan permata yang mampu naik 4,35 persen, perabotan rumah tangga 3,17 persen, dan mesin peralatan listrik naik 4,06 persen. 

Sementara itu, impor justru naik pada Agustus 2020. Pihaknya mencatat ada pergerakan 14,37 persen, dari US$1,38 miliar menjadi US$1,57 miliar. 

BACA JUGA: Dampak Dari Covid-19, Warga Miskin Pedesaan di Jatim Meningkat

Kenaikan nilai impor disebabkan peningkatan kinerja impor baik migas maupun nonmigas. Impor migas pada Agustus 2020 ke Jawa Timur mengalami peningkatan 35,28 persen dari US$167,76 juta menjadi US$226,94 juta. 

"Impor nonmigas meningkat 11,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yakni dari US$1,21 miliar menjadi US$1,35 miliar," ujarnya. 

Impor komoditas sektor nonmigas yang menyumbang kenaikan tertinggi adalah mesin pesawat mekanik 17,68 persen. Kemudian impor gandum-ganduman naik 68,24 persen, buah-buahan 32,62 persen, plastik dan barang dari plastik 13,75 persen, ampas sisa industri makanan 37,59 persen, dan perhiasan permata 130 persen. 

"Impor nonmigas yang turun hanya komoditas besi dan baja 16,68 persen," katanya.