Rabu, 05 August 2020 10:00 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020 menjadi yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Sebab, ekonomi Jatim terkontraksi 5,90 persen dibandingkan triwulan II 2019 (YoY).
"Sejak 2015 hingga 2020, ekonomi Jatim pada triwulan II terkontraksi bila dibanding dengan periode sebelumnya yang selalu tumbuh," ujar Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan saat menggelar konferensi pers secara daring, Rabu 5 Agustus 2020.
Kondisi serupa juga terjadi dibanding triwulan I 2020. Dadang menyebut, pertumbuhan ekonomi Jatim terkontraksi 5,45 persen (Q to Q). Pola tersebut diluar tren, dimana perekonomian Jatim selalu naik. Pada triwulan II-2020 (C to C) ekonomi Jatim ikut terkontraksi sebesar 1,51 persen.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020. Diantaranya, lapangan industri pengolahan yang terpukul akibat Covid-19. "Hampir semua sub industri ini minus akhibat Covid-19. Kecuali makanan minuman, indusri obat, dan kimia," ia menerangkan.
BACA JUGA: Inflasi Juni 0,28 Persen, BPS Jatim Optimis Ekonomi Membaik
Selain itu, kata dia, yang terpukul lagi adalah jasa perusahaan seperti biro perjalanan, rental kendaraan, dan event organizer. BPS Jatim mencatat sektor ini mengalami penurunan omset drastis. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menghambatnya.
"Refokusing anggaran juga memukul lapangan usaha konstruksi yang terkontraksi pada triwulan II 2020," terangnya.
Sementara untuk penjualan listrik, menurut Dadang, ada penurunan untuk segmen bisnis industri dan pemerintahan. Namun tidak terjadi pada konsumsi rumahan yang justru meningkat. "Akibat work home dan school at home," tegasnya.
Penurunan penjualan juga terjadi pada mobil, motor, dan produk tekstil. Pihaknya menuturkan sektor ini terkena imbas dari pandemi Covid-19.
Pun demikian, ada beberapa sektor yang tidak terpengaruh. Yakni, jasa pengiriman atau kurir yang justru meningkat karena banyaknya pengiriman melalui e-commerce. Sektor pertanian, perikanan, dan perhutanan juga meningkat. "Kemudian komunikasi, jasa pendidikan, real estate, kesehatan dan kegiatan sosial, serta pengadaan air ikut meningkat," tandasnya.