JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat sepanjang Juni 2020 inflasi mencapai 0,28 persen. Inflasi ini terjadi pertama kali sejak merebaknya Covid-19 April 2020.

Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan mengatakan hal ini menunjukkan tren positif dan geliat ekonomi masyarakat mulai membaik. "Ekonomi sudah mulai menggeliat karena inflasi tidak tinggi dan saya harap terus ada penurunan data Covid-19 dengan kedisiplinan dan protokol kesehatan," ujar Dadang, Rabu, 1 Juli 2020.

BPS merinci inflasi sepanjang Juni 2020 disebabkan oleh indeks kelompok pengeluaran. Dadang menyebut ada kenaikan di sejumlah bahan konsumsi.

BACA JUGA: Jatim Alami Inflasi Terendah Selama Tiga Tahun Terakhir

"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata dia.

Perubahan harga paling tinggi di kelompok pengeluaran yakni makanan, minuman, dan tembakau 0,21 persen. Kemudian diikuti pakaian dan alas kaki 0,19 persen, kesehatan 0,10 persen, transportasi 1,77 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen.

Selain itu, kelompok pendidikan naik 0,02 persen, penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik 0,20 persen.

BACA JUGA: Pertama Kali, Bahan Makanan di Jatim Deflasi selama Puasa dan Lebaran

Sementara itu, kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,59 persen.

Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga tidak mengalami perubahan.

Secara umum BPS Jatim mencatat tingkat inflasi tahun kalender Juni 2020 sebesar 1,14 persen. Kemudian untuk tingkat inflasi dalam periode yang sama dibanding tahun lalu sebesar 2,04 persen.