Senin, 24 June 2019 10:18 UTC
Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Irvan Wahyudrajad. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya memyampaikan pembangunan underpass Bundaran Satelit Mayjend Sungkono mengurangi kemacetan hingga 49 persen. Hasil evaluasi ini diperoleh setelah libur Lebaran dan aktivitas kota benar-benar normal.
“Evaluasinya dilakukan selama tujuh hari, (17-23 Juni 2019), karena pada hari itu kondisi jalan sudah normal setelah libur Lebaran,” kata Kepala Dishub Surabaya dikonfirmasi melalui telepon seluler, Senin 24 Juni 2019.
Berdasarkan evaluasi Dishub Surabaya, panjang antrean di Jalan Bundaran Satelit mencapai 649 meter. Sejak beroperasinya underpass antrean turun menjadi 333 meter.
BACA JUGA: Underpass Kurangi Antrean Kendaraan di Bundaran Satelit
Irvan mengungkapkan penurunan kemacetan tersebut juga dibarengi turunnya penundaan simpang jalan mencapai 81 persen. Mulanya terdapat penundaan simpang selama 136,77 detik, setelah adanya underpass hanya 26,40 detik untuk setiap kendaraan. “Penuruannya cukup drastis,” kata dia.
Ia menjelaskan pihaknya akan terus melakukan perbaikan untuk menurunkan kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut. Salah satunya dengan memberikan beberapa alternatif lalu lintas untuk pengendara. Sehingga pengguna jalan melakukan pemecahan arus lalu lintas.
Selanjutnya dia akan melakukan perbaikan atau pelebaran jalan di beberapa persimpangan. Salah satunya di simpang TVRI (Jalan Dukuh Kupang), simpang Graha Family yang mengarah ke Capital Square, dan beberapa jalan lain.
BACA JUGA: Risma Luncurkan Underpass Bundaran Satelit Jalan Mayjend Sungkono
“Upaya itu untuk membuat rekayasa lalin sebagai solusi lain, agar tidak macet. Ke depannya pelebaran ini akan dikerjakan Dinas PU Bina Marga tahun ini,” kata Irvan.
Irvan juga menjelaskan hingga saat ini sudah terdapat empat CCTV yang terpasang di underpass. Rinciannya dua berada di ujung jalan, dan dua lainnya berada di tengah untuk dua arah.
Ia juga mengatakan evaluasi ini bisa berubah-ubah menyesuaikan pola kendaraan dalam kota. Menurutnya pasti ada pergerakan (kendaraan) yang variatif setiap harinya.
“Nanti juga kan ada Jalur Luar Lingkar Timur (JLLT) dan lingkar barat (JLLB), perbaikan Jalan Wiyung, Jalan Banyu Urip itu juga akan mengubah pola perjalanan di beberapa ruas, termasuk underpass,” kata dia.