Jumat, 05 November 2021 05:40 UTC
Duta Geopark SMP Negeri 3 Banyuwangi, Imelda Yuniar Salsabila Putri (15) dan Naila Azzahra (15) (dari kiri), mengamati peta timbul kawasan Geopark Ijen di sekolahnya, Jumat 5 November 2021. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Pelajar SMP Negeri 3 Banyuwangi mempelajari ruang hidupnya dengan kegiatan pembelajaran mengenai Geopark Ijen. Geopark Ijen telah diakui statusnya secara nasional dan tengah dalam proses verifikasi diakui Unesco secara internasional.
Pembina kegiatan Geopark Ijen SMP Negeri 3 Banyuwangi, Dwi Hindarti Lasmisari, mengatakan sebelumnya pihaknya memiliki program bedah sejarah. Program edukasi yang dilaksanakan mulai tahun 2015 itu dilakukan dengan tamasya siswa ke tempat bersejarah dengan pemaparan pengetahuan terkait situs tersebut.
Pengembangan Geopark Ijen oleh Pemkab Banyuwangi mulai tahun 2018 membuat sekolah mengembangkan program itu ke konsep geopark. Sejumlah siswa kemudian dipilih menjadi duta yang mampu mempresentasikan Geopark Ijen terhadap teman-temannya dan tamu yang datang.
"Edukasi Geopark sesuai dengan pembelajaran abad 21 dimana siswa dilatih berpikir kritis dan berkolaborasi. Misalnya kita ajak memahami, apa sih perbedaan sapi dan banteng," ujar Dwi, Jumat 5 November 2021.
Baca Juga: Longsor Pegunungan Raung Layak Masuk Inventaris Geopark
Disediakan juga pojok geopark dan taman geopark di bawah naungan perpustakaan sekolah sebagai pusat edukasi. Pojok geopark memiliki peta timbul bentang alam kawasan Geopark Ijen, yang meliputi wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.
Taman sekolah juga ditanami tanaman endemik seperti sawo kecik (Manilkara kauki) yang banyak tumbuh di TN Alas Purwo dan pakis purba (Cyathea atrox) yang mudah ditemui di hutan Cagar Alam Ijen Merapi Ungup-ungup. Tanaman jenis lain juga disertakan yang semuanya menjadi bahan ajar materi konservasi alam.
Pengetahuan geologi, biologi dan budaya di wilayah Geopark Ijen juga dikenalkan dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya budaya dan kesenian, termasuk praktik pemanfaatan hasil alam berupa minuman herbal yang dapat bernilai ekonomi.
"Kita ajarkan bagaimana siswa bisa melindungi Bumi. Kalau di semester dua itu kita ajarkan tanah, bagaimana agar tanah tidak longsor, harus diapakan," kata guru mata pelajaran IPA itu.
Baca Juga: Banyuwangi Resmi Geopark Nasional, Anas: Perkuat Pengembangan Ekowisata
Koordinator duta geopark SMP Negeri 3 Banyuwangi, Imelda Yuniar Salsabila Putri (15), mengaku pengetahuan yang didapatnya sangat bermanfaat. Dia jadi bisa mengenal berbagai flora, fauna, jenis tanah dan batuan, situs sejarah hingga kebudayaan di wilayah Geopark Ijen.
Imelda menjadi salah satu siswa yang kerap menerima tamu dan menjelaskan konsep edukasi Geopark Ijen di sekolahnya. Dia mengatakan materi Geopark Ijen juga nampak diminati teman-temannya dimana banyak yang bertanya padanya tentang hal-hal yang kurang dipahami.
"Pengetahuannya juga nambah-nambah. Budaya yang ada di Geopark Ijen, contohnya yang ada di sekolah ini rumah adat Osing, Gandrung, Seblang," kata juara lomba story telling ini.
