Sabtu, 19 October 2019 13:38 UTC
Ilustrasi. [pixabay]
JATIMNET.COM, Surabaya – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya merespons kasus ikan mati di aliran Kali Surabaya, Desa Sumengku, Kecamatan Wringanom, Gresik, Sabtu 19 Oktober 2019.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya Mujiaman mengatakan pihaknya memastikan kualitas air di Surabaya dengan melakukan pemantauan kualitas air baku sistem penyediaan air minum di Surabaya.
“Kami terus melakukan pengecekan kualitas air baku sistem penyediaan air minum (SPAM) di dua titik pantau Surabaya, Ngagel dan Karangpilang,” ungkap Mujiaman kepada Jatimnet.com, Sabtu 19 Oktober 2019.
BACA JUGA: Lagi, Ikan di Kali Surabaya Mati Massal
Mujiaman mengatakan, masalah air di Surabaya turut dipengaruhi oleh kemarau berkepanjangan yang terjadi hingga Oktober.
“Selain itu PT Jasa Tirta sebagai pengelola Sungai Brantas juga selalu melaporkan kualitas airnya di beberapa titik pantau. Selama musim kemarau kualitas air baku surabaya PDAM selalu di bawah ambang yang diizinkan,” tambahnya.
Mujiaman menjelaskan, pemantauan air di Surabaya menggunakan sejumlah parameter, salah satunya menggunakan parameter warna. “Parameter yang bermasalah terutama pada kandungan amonia dan kandungan oksigen,” tambahnya.
Untuk memastikan kualitas, terutama setelah kejadian ikan mati di Gresik, Jawa Timur, pihaknya memastikan produk penyediaan air minum melalui dua titik pemantauan yakni Ngagel dan Karangpilang memenuhi syarat.
BACA JUGA: Ecoton Desak Pemerintah Buat SOP Penanganan Ikan Mati Massal
“Tentu harus dilakukan upaya khusus yaitu melakukan pengolahan dengan tambahan bahan kimia agar hasilnya masih tetap yang diharapkan,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi menduga terdapat limbah cair atau pencucian bahan kimia di aliran Kali Surabaya dan Brantas yang ditandai dengan sejumlah ikan mati massal di daerah Wringanom, Gresik, Sabtu 19 Oktober 2019 pagi.
“Kami mendorong langkah pemulihan agar air tidak berbahaya saat digunakan baku mutu PDAM, dan pihak terkait menangani masalah ini karena mengancam kelestarian ikan juga mengganggu cadangan air minum PDAM,” katanya.