Sabtu, 19 October 2019 12:41 UTC
Ilustrasi oleh Ali Yani.
JATIMNET.COM, Gresik – Lembaga Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mendesak pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat SOP SOP penanganan ikan mati massal. SOP tersebut mencakup identifikasi sumber pencemar atau penyebab kematian ikan dan penerapan sanksi.
Direktur Ecoton Prigi Arisandi menyatakan, kasus ikan mati massal yang terus berulang karena minimnya pengawasan kegiatan pencucian wadah bahan kimia dengan membilas dan membuang air bilasannya ke sungai.
"Dari pantaun kami ikan yang mati hanya tersentral di Sumengko dan Legundi," ujar Prigi Arisandi, Sabtu 19 Oktober 2019.
BACA JUGA: Lagi, Ikan di Kali Surabaya Mati Massal
Upaya deteksi keamanan ikan untuk dikonsumsi, pemasangan alat pemantauan/deteksi di setiap saluran pembuangan pabrik di Kali Surabaya, dan langka pemulihan agar air tidak berbahaya karena digunakan bahan baku PDAM.
Prigi menyebut, dibutuhkan penanganan dari pengelola sungai untuk melakukan pengenceran agar kondisi air bisa layak untuk kehidupan ikan dan juga dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk mencari sumber penyabab ikan mati yang jamak terjadi di Kali Surabaya.
"Bila tidak ditangani, selain akan mengancam kelestarian ikan juga mengganggu cadangan air minum PDAM Surabaya dan PDAM Gresik," ujarnya.
BACA JUGA: Ikan Mati Massal di Blitar Diduga Karena Limbah Pabrik Gula RMI
Ecoton mengimbau agar warga tidak mengonsumsi ikan tersebut jika dalam mulut ada aroma menyengat seperti bahan asam, ada perubahan warna di insang yang kepucatan/tidak merah segar.
"Kami khawatir ada paparan bahan beracun yang tidak diketahui dibuang dan menyebabkan ikan mati, karena ikan yang mati hari ini tidak di sepanjang sungai namun di satu lokasi saja," tambahnya.
Sebelumnya, warga Desa Sumengko Kecamatan Wringinanom, Gresik, dihebohkan dengan banyaknya ikan yang kelimpungan seperti kekurangan oksigen di Kali Surabaya, Sabtu 19 Oktober 2019.
BACA JUGA: Ikan Mati Massal, Pemerintah Bebal
Warga kemudian ramai-ramai menjaring dan menangkapnya. Jenis ikan yang ditangkap antara lain nilem, rengkik, bader abang, dan keting.
Kamatian ikan diduga karena adanya kegiatan pembuangan limbah cair atau pencucian wadah bahan-bahan kimia yang larutannya dibuang ke sungai.
"Di sepanjang Kali Surabaya banyak kegiatan industri daur ulang plastik atau kegiatan pengepul tong/wadah plastik yang dibeli dari perusahaan yang umumnya berupa bahan kimia berbahaya," terang Prigi Arisandi.