Logo

Pakar Lingkungan Sebut Jalanan di Surabaya Berpolusi Tinggi

Reporter:,Editor:

Jumat, 02 August 2019 12:55 UTC

Pakar Lingkungan Sebut Jalanan di Surabaya Berpolusi Tinggi

SEDANG. Data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Surabaya memiliki indeks 67 dengan status sedang. Foto: Bayu Pratama

JATIMNET.COM, Surabaya – Kualitas udara di Surabaya menjadi sorotan sejak diperbandingkan dengan kualitas udara di Jakarta melalui laman Airvisual.

Menurut data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Surabaya memiliki indeks 67 dengan status sedang, dan posisi 88 pada Air Quality Indeks, Airvisual, Jumat 2 Agustus 2019 siang.

Pakar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Dr. Arie Dipareza mengungkapkan, kondisi dengan status sedang pada data ISPU tersebut menandakan kualitas udara di Surabaya di ambang waspada.

BACA JUGA: ISPU Sebut Kondisi Udara Surabaya Masih Layak Hirup

“Beberapa kali kejadian melebihi baku mutu itu artinya harus waspada, naik motor harus pakai masker karena tidak hanya gas yang melebihi, termasuk partikular kecil juga,” ungkap Ketua Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim, Dr. Arie Dipareza kepada Jatimnet, Jumat 2 Agustus 2019.

Ia menambahkan, penelitian yang dilakukan oleh laboratorium miliknya pada enam jalan protokol di Surabaya dengan partikel yang lebih kecil atau PM 2,5 yang hasilnya menunjukkan melebihi baku mutu dengan polutan udara yang berbahaya.

“Di jalan enam protokol itu, pengguna jalan terekspose dengan polutan udara yang melebihi baku mutu terutama pengguna sepeda motor harus memakai masker,” tambahnya.

BACA JUGA: Bangun Taman, Risma Ingin Turunkan Polusi Udara Surabaya

Ia menjelaskan, data ISPU di Kota Surabaya diambil dari tiga stasiun pemantau yang aktif. Dari stasiun tersebut mengambil data gas berupa nitrogen dioksida, karbon, ozon, serta polutan PM 10 yang dikirim ke server dan mengeluarkan indeks.

Sementara untuk partikel yang lebih halus PM 2,5 terlacak seperti yang tertera pada laman Airvisual,  sehingga menurutnya data tersebut tidak bisa dibandingkan antara indeks ISPU dan laman Air Visual yang mampu melacak partikel konsentrat lebih kecil.

“Ketika masuk di rumus, indeksnya masuk kategori sedang tapi itu berdasarkan ISPU, memang ada 70 – 80 persen baik, tapi bukan berarti kondisinya baik karena konsentrasi yang melebihi baku mutu sedikit. Makanya yang berbahaya di Surabaya itu tidak banyak akhirnya dominasi baik,” ungkapnya kepada Jatimnet.

BACA JUGA: Risma Siap Tularkan Program Pengelolaan Sampah ke Kota Lain

Mengenai polusi, ia menyebut jumlah kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi di jalanan Surabaya cukup tinggi.

“Sumber partikel jelas ya, debu kalau di daerah urban bersumber dari kendaraan, jadi kalau pengguna sepeda motor terutama anak kecil harus pakai masker,” tambahnya.

Namun informasi mengenai kualitas udara di Surabaya belum maksimal, ia menyarankan agar Pemerintah Kota Surabaya memakai aplikasi seperti Airvisual dibandingkan penggunaan ISPU untuk mengukur konsentrat yang lebih berbahaya.

“Seperti Airvisual ini yang kita butuhkan, peletakannya seperti di Jakarta dan ditaruh di tempat terbuka, pinggir jalan, industri, dan perbatasan kota,” tambahnya.