Logo

Ketika Kapal Perang Diserang Hama Tikus dan Kecoa

Reporter:

Jumat, 28 December 2018 08:02 UTC

Ketika Kapal Perang Diserang Hama Tikus dan Kecoa

Personel Diskes Kolinlamil sedang melaksanakan fumigasi di KRI Tanjung Kambani 971 yang sandar didermaga Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta Utara. Foto: Berita Dinas Penerangan Kolinlamil

JATIMNET.COM, Jakarta - Hama tikus dan kecoa bisa mendiami dan beranak pinak dimana saja. Tak hanya di rumah atau di gudang, di kapal perang pun, hama tersebut bisa berkembang biak.

Ini terjadi pada KRI Tanjung Kambani 971. Sehingga upaya fumigasi harus dilakukan terhadap kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang sandar di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat 28 Desember 2018.

Kepala Dinas Kesehatan Kolinlamil Letkol Laut (K) dr. Herman Gofaradi, Sp.OT mengatakan kegiatan fumigasi bagian dari program kerja Diskes Kolinlamil yang diselengggarakan setiap triwulan.

Fumigasi dilakukan dengan skala prioritas pemeliharaan kapal perang dari serangan hama tikus, kecoa, lalat, laba-laba dan hama lainnya yang dapat merusak kelengkapan peralatan mengoperasikan kapal perang.

BACA JUGA: Kolinlamil Sosialisasikan Keselamatan Pelayaran Jelang Nataru

"Fumigasi ini juga dapat membasmi nyamuk DBD maupun jenis nyamuk anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria yang mungkin bersarang di kapal perang," jelas Herman melalui siaran pers yang diterima Jatimnet.com.

Menurut Herman, fumigasi ini diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan lingkungan sehat di dalam kapal perang, terutama bagi anak buah kapal selama melaksanakan kegiatan dan aktivitas di kapal perang dalam kegiatan operasi maupun selama di pangkalan.

"Untuk memperlancar pelaksanaan fumigasi, Komandan KRI Teluk Kambani 971 Letkol Laut (P) Masrurun, S.E., M.Tr (Hanla), memerintahkan seluruh prajuritnya membantu tim kesehatan agar pelaksanaan fumigasi berjalan lancar, efektif, dan aman," terang Kadiskes.

Saluran, areal di kapal hingga ke pojok-pojok, setiap celah lubang yang ada, ditutup menggunakan bahan plastik dan kertas. Sedangkan lokasi terbuka dibantu dengan tiang-tiang penopang berupa kayu lalu ditutup lembaran plastik kaca, sehingga rongga-rongga udara yang keluar dapat diminimalisir hingga obat fumigasi dapat bekerja maksimal.

BACA JUGA: Prajurit Satlinlamil Surabaya Jalani Tes Kejiwaan

Menurut alumni Sepa PK TNI 1996 ini, hama yang berada di kapal perang dapat terbasmi tanpa ada yang lolos seperti tikus, kecoa, lalat dan laba-laba serta hama lainnya.

Pelaksanaan kegiatan fumigasi mulai dari penyemprotan/pengasapan sampai bekerjanya obat secara efektif dibutuhkan waktu sekitar 20 sampai 24 jam dengan kondisi ruang-ruang kapal perang tertutup rapat dengan menggunakan obat jenis Methyl Bromide 98 persen.

Selesai fumigasi, selanjutnya dilaksanakan pengeluaran asap yang mengandung obat tersebut dengan membuka ruang-ruang kapal dan dilaksanakan penyedot udara dengan menghidupkan blower/penyedot udara sampai dinyatakan kondisi aman dan sehat sesuai alat pengukur kesehatan.

BACA JUGA: Satlinlamil Surabaya Latihan Pertahanan Pangkalan Antisipasi Teror dan Sabotase

Kegiatan fumigasi dilakukan di bawah pengawasan Kapten Laut (K) drg. Jarot Wicaksono selaku perwira pengawas lapangan dalam pelaksanaan fumigasi Diskes Kolinlamil.

KRI Tanjung Kambani 971 merupakan salah satu kapal angkut personel di jajaran Kolinlamil yang sangat aktif mendukung pengangkutan personel dan juga salah satu kapal yang aktif dikunjungi masyarakat.

Terakhir, kapal ini mendukung pelayaran/Joy Sailing rombongan mahasiswa Universitas Pertahanan yang melaksanakan upacara Tabur Bunga di laut dalam rangka memperingati Hari Bela Negara di perairan teluk Jakarta Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.