Selasa, 03 September 2019 08:36 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Metreologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Malang memprediksi musim hujan di wilayah Jawa Timur masih akan terjadi beberapa bulan lagi.
"September dan Oktober masih puncak musim kemarau, November baru masuk musim hujan," ujar kepala BMKG Malang Aminudin, Selasa 3 September 2019.
Data BMKG Malang menyebut, Kabupaten Malang masih akan melalui 144 hari tanpa hujan. Kemudian Sampang 138 hari tanpa hujan, dan Mojokerto 125 hari tanpa hujan.
BACA JUGA: Kawasan Kepulauan di Jatim Butuh Informasi Cuaca Terkini
Sedangkan sisanya seperti Blitar, Tulungagung, Lumajang, Banyuwangi, Jember, Bangkalan, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Magetan, dan Kediri rata-rata masih harus melalui 124 hari tanpa hujan.
"Dampaknya kekurangan air yang paling banyak, karena hampir merata di seluruh Jawa Timur sudah 124 hari tidak hujan sama sekali atau hampir lima bulan," ungkapnya.
Jangka waktu lama tanpa hujan yang berujung kekeringan, Amin menyarankan agar pemerintah memiliki langkah antisipasi. Sehingga seolah tidak menjadi bencana yang berulang setiap tahun.
"Harusnya pemerintah daerah setempat sudah mengambil kebijakan yang harus dilakukan," katanya.
BACA JUGA: 13 Sensor Seismograf akan Disebar di Sepanjang Jalur Sesar Kendeng
Amin melanjutkan, pemerintah daerah seharusnya mulai memikirkan cara mengatasi yang bisa berdampak lama. Seperti membuat embung, dan sumur bor.
Dengan begitu diharapkan ketika musim kemarau datang, ada cadangan air yang dimiliki masyarakat. Tidak hanya selalu mengandalkan suplai air dari pemerintah.
Masih menurut Amin, selain kekeringan yang juga harus diwaspadai adalah cuaca dingin. Meski musim kemarau, ia menyampaikan bahwa suhu bisa mencapai 13 derajat celsius di Malang dan 15 derajat celsius di Surabaya.
"Memang identik dengan dingin, karena cenderung dingin jadi jarang hujan," tandasnya.