JATIMNET.COM, Ponorogo – Siapa yang tidak kenal mie. Ini ada menu berbuka puasa yang berbeda di Ponorogo, yakni Mie Aceh yang kaya dengan rempah-rempah, bercampur sayuran hijau yang segar.

Mie yang menjadi andalan di Cafe Omah Bantarangin, berlokasi kan di Desa Bantarangin, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo ini menjadi salah satu incaran bagi para pemburu takjil untuk merasakan khasnya bumbu rempah dari Aceh. Sebab, harganya ekonomis juga bisa dijangkau, satu porsi 15 ribu rupiah.

Pemilik Cafe, Ismayani (29) mengatakan, bumbu rempah-rempah yang menjadi menu dalam sajian mie di tempatnya itu sebagian besar memang sengaja didatangkan langsung dari tempat asalnya tinggal, yakni dari Aceh.

Karena tidak semua bumbu mie Aceh buatannya ada di Ponorogo. “Ada 18 bumbu rempah yang sudah saya haluskan dan campur menjadi satu,” kata Ismayani, Minggu 17 Januari 2020.

Ia menerangkan dari 18 bumbu yang dihaluskan diantaranya adalah bunga lawang, kapulaga, kayu manis, jahe, bawang merah dan putih, serta bumbu pendukung lainnya. “Semua bumbu sudah saya sesuaikan dengan lidah orang jawa khususnya lidah warok Ponorogo,” ujar perempuan 29 tahun ini.

BACA JUGA: Kolak Menu Nikmat di Saat Buka Puasa, Ini Resepnya

Ibu dua anak ini menuturkan, jika mie Aceh buatannya yang kaya akan rempah juga bermanfaat untuk meningkatkan imunitas saat terjadi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Sebab, mempunyai rasa pedas dari cabe dan hangatnya rempah menjadi satu dalam kuah mie Aceh. Di samping itu, mie yang lembut bercampur dengan beberapa sayuran segar juga memambah nikmat saat disantap bulan ramadan, waktu berbuka puasa.

“Ini adalah cara enak makan ‘jamu’ di saat semua orang ingin meningkatkan imun tubuhnya dengan cara tradisional,” ujar Ismayani.

BACA JUGA: Cara Membuat Es Tape Singkong Segar untuk Buka Puasa

Untuk memenuhi permintaan pengunjung ia bersama suami kini membuka stand di pinggir jalan Suromenggolo atau jalan baru, sehingga pengunjung yang berada di pusat kota tidak perlu jauh-jauh menuju Cafe miliknya.

“Karena pandemi, kami mencoba sistem antar, namun agak kesulitan karena harus dimasak dulu, akhirnya kami persingkat dengan membuka stand di jalan baru,” Ismayani memungkasi