Logo

Menikmati Kelan Kuning Sembilang di Tepi Tambak Gresik

Reporter:,Editor:

Minggu, 01 September 2019 05:10 UTC

Menikmati Kelan Kuning Sembilang di Tepi Tambak Gresik

Kelan kuning ikan sembilang di Kecmatan Bungah, Gresik. Foto: Agus Salim Lutfi.

JATIMNET.COM, Gresik – Aroma gulai ikan yang keluar dari balik dapur tercium hingga halaman warung milik Kasan. Warung yang berada di Desa Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik ini menjual ‘Kelan Kuning Sembilang’ atau lele laut.

Kelan kuning sembilang ini memadukan kunyit dan kemiri yang dipadu rempah-rempah yang menjadi masakan khas masyarakat pesisir Gresik. Kudapan ini telah banyak diburu penggemar kuliner baik warga lokal maupun luar daerah.

Warung milik Kasan nyaris tidak pernah sepi dari pelanggan. Pengunjung rela datang lebih awal meski jarak dari Jalan Raya Daendles menuju warungnya sekitar 2 kilometer dengan jalan yang kondisinya sudah rusak.

“Di sini hanya menjual kelan sembilang saja. Bagian kepala ikan sembilang yang lebih dulu habis,” terang Kasan ramah sembari menyajikan hidangan saat dijumpai, Minggu 1 September 2019.

BACA JUGA: Perkaya Olahan Ikan Bandeng untuk Cegah Stunting

Begitu juga dengan nimunan yang dijual standar seperti warung makan pada umumnya. Es teh maupun hangat, dan minuman botol seperti sinom dan sejenisnya.

Dalam sehari dia bisa menjual ratusan porsi kelan kuning sembilang. Dia menyebut, olahan kuliner ini banyak diburu penggemar karena keunikan rasanya yang memadukan antara asam, gurih dan pedas.

Sepintas rasa kelan ikan sembilang ini mirip gulai kepala ikan, namun tidak menggunakan santan. Kasan menggunakan kunyit dan kemiri serta bumbu rempah khas masyarakat pesisir untuk bahan olahan. Sebagai pengganti santan, Kasan menggunakan lemak ikan untuk mendapatkan rasa gurih.

Kasan mematok tarif Rp 25.000 per porsi, sedangkan bagian kepala dipatok Rp 35.000, tergantung besar kecilnya ikan.

BACA JUGA: Parade Ikan Asap Krispi Ramaikan Event Tahunan Semipro

“Perpaduan rasanya khas Gresik pesisir. Ada asam dan pedas, gurihnya dari rasa ikan. Ditambah rempah-rempah sebagai bumbu,” kata Zaini yang merupakan salah satu pelanggan, Minggu 1 September 2019.

Desain warungnya tidak seperti rumah makan pada umumnya. Warungya adalah gazebo dari kayu dengan atap rumbai daun lontar. Sepanjang mata memandang keluar terhampar tambak dan tidak jauh dari Bengawan Solo.

Meski berada di tepi tambak, cuaca tidak terlalu panas, karena angin kerap menerpa warung milik Kasan. Suasana ini membuat pelanggan betah berlama-lama sambil makan kelan kuning sembilang.

“Selain rasanya enak. Suasannya alami. Di pinggir tambak suasananya adem membuat nafsu makan betambah,” ungkap Fahrudin pelanggan asal Gresik Kota.