Logo

Mengintip Kesiapan Pengelolaan Dapur Memasuki New Normal

Reporter:,Editor:

Selasa, 23 June 2020 00:00 UTC

Mengintip Kesiapan Pengelolaan Dapur Memasuki New Normal

PROTOKOL KESEHATAN. Salah seorang chef saat di dapur menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker saat masak di dapur. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Memasuki masa transisi di tengah pandemi Covid-19, dan persiapan ke tatanan hidup normal baru atau new normal, semua sektor dituntut harus mempersiapkan hal tersebut. Tak terkecuali pengelolaan dapur, baik di perhotelan, restoran, rumah makan, cafe, maupun warung makan pinggir jalan. 

Seperti kesiapan tatanan hidup baru tersebut, di salah satu hotel bintang tiga di Kota Mojokerto dengan memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 agar bisa menjadi role mode yang bisa diterapkan pemilik usaha kuliner.

"Untuk di dapur, kita tetap mengikuti protokoler yah, sejak pandemi di bulan Maret sudah harus menggunakan masker," kata Chef de partie (CDP) Hotel Ayola, Budi, kepada Jatimnet.com, Senin 22 Juni 2020.

Sejak awal berdiri, lanjut Budi, penerapan standar kebersihan dalam pengelolaan segala kegiatan di dapur, mulai dari proses suplai sampai penyiapan bahan makanan, maupun peralatan, dan kebersihan area dapur sudah menjadi rutinitas.

BACA JUGA: Jarak 100 Meter dari Observasi Covid-19, MAN di Mojokerto Sepi Peminat

Hanya saja kali ini, seluruh chef dan kru dapur dan penyajian harus lebih ekstra ketat dalam proses kesiapan masakan hingga tersuguhkan ke konsumen agar tak terkontaminasi Covid - 19, terlebih memasuki new normal. Mereka harus mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan pelindung wajah (face shield) untuk mencegah merebaknya Covid - 19.

"Walau penggunaan face shield memang kurang nyaman digunakan pada saat memasak, tapi harus tetap digunakan. Khususnya pada saat review atau penyuguhan makanan secara langsung ke konsumen," ucap Budi yang juga pernah menjadi chef di hotel bintang lima Sheraton Surabaya.

Tak hanya itu, pihaknya mengaku memiliki standart khusus prosedur pembersihan peralatan kitchen. Mulai dari penggunaan air sabun dalam pencucian, begitu juga dengan penggunaan air dingin, maupun air panas untuk mencuci semua peralatan yang belum digunakan, maupun usai digunakan.

"Pasti awal dengan air sabun, air dingin, lalu air panas. Apalagi kalau ada bahan yang sangat sulit dibersihkan, dan masih menempel diperalatan. Makanya dipencucian disediakan kran air dingin dan kran air panas, setelah dicuci baru dikeringkan, dan di tempatkan di wadah khusus peralatan," katanya.

BACA JUGA: Agar Tak Jenuh, Polres Mojokerto Beri Hiburan dan Game Edukasi pada Anak

Budi menambahkan, dirinya lebih menekankan seluruh kru di dapur mencuci tangan setiap kali memegang bahan makanan yang berbeda. Begitu juga pada saat akan menggunakan peralatan, bahkan sebelum masuk ke area dapur dilakukan penyemprotan disinfektan pada karyawan dan area dapur.

"Kalau penggunaan sarung tangan plastik terlalu pemborosan, dan bisa menyebabkan menumpuknya bakteri malah, lebih baik memang cuci tangan. Apalagi kalau selesai memegang bahan makanan yang berbeda, wajib dicuci. Kalau tidak akan ada kontaminasi pada bahannya," ia menegaskan. 

Dirinya beraharap, semua pemilik usaha kuliner untuk memperhatikan protokol kesehatan hingga ke area dapur. Sebab aktivitas tersebut langsung bersentuhan dengan konsumen nantinya, tak terkecuali warung makan yang ada di pinggir jalan.

Proses penyajian hingga ke tangan konsumen pun harus benar-benar diperhatikan. Area meja, kursi, pegangan pintu juga harus dilakukan sterilisasi setiap harinya, agar tak terdapat Covid-19.

"Kita semua harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan ini, apalagi dalam pengolahan makanan. Tak terkecuali pengelolaan kuliner yang berada di pinggir jalan, justru langsung berkontak dengan konsumen," katanya.