Logo

Jarak 100 Meter dari Observasi Covid-19, MAN di Mojokerto Sepi Peminat

Reporter:,Editor:

Rabu, 17 June 2020 07:40 UTC

Jarak 100 Meter dari Observasi Covid-19, MAN di Mojokerto Sepi Peminat

SEPI PEMINAT. Suasana daftar ulang siswa MAN di Mojokerto yang biasanya ramai peminat, kini sepi karena lokasinya dekat dengan observasi Covid-19. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru (PPDB) MAN Kota Mojokerto sepi peminat. Ada kemungkinan, karena lokasi sekolah yang bisa menampung 978 siswa ini berhadapan langsung dengan Rusunawa Cinde yang dijadikan Observasi Penanggulangan Covid - 19, Jalan Cinde Baru, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Tak hanya itu, aktivitas sehari-hari yang nampak mencolok seperti sejumlah petugas mengenakan pakaian APD lengkap di lokasi observasi penanggulangan Covid-19 Kota Mojokerto tersebut juga makin enggan masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah yang menyediakan 10 kelas untuk siswa kelas X.

"Jarak kalau lebih dari dua meter kan sudah aman, jarak kita ini 100 meter. Jadi amat sangat aman sebetulnya, tapi masyarakat kadang-kadang ada yang masih kurang paham sehingga takut," kata Kepala Sekolah MAN Kota Mojokerto, Bagus Setiaji, Rabu 17 Juni 2020.

PPDB MAN Kota Mojokerto sudah di buka sejak bulan Maret 2020 lalu, baik melalui jalur rapot, maupun online. Hanya saja, pembukaan  PPDB yang di buka pihak sekolah hingga pertengahan bulan Juni 2020 ini mampu menjaring 158 pendaftar calon peserta didik baru.

BACA JUGA: Permudah PPDB, Dispendik Surabaya Sediakan Aplikasi Berbasis Android

"Tapi karena di depan MAN kota dipakai observasi Covid-19, jadinya menimbulkan image yang kurang baik bagi MAN Kota. Sebagian yang tidak paham takut dengan kondisi ini, sebenarnya kan aman," ujarnya.

Sementara, kuota pagu yang disediakan pihak sekolah mencapai 350 kursi. Berbeda dengan tahun sebelumnya, calon PPDB di akhir waktu pendaftaran justru melebihi kuota pagu yang dimiliki sekolah hingga mencapai 450 pendaftar.

"Saat ini yang biasanya bulan-bulan seperti ini sudah ada sekitar 300 siswa yang mendaftar, jadi kurang 50 siswa lah sudah sampai pagu. Kalau ini total baru 158 siswa, dan yang daftar ulang baru 100 siswa saja," katanya.

Tak ayal, hal tersebut membuat sekolah harus memperpanjang jadwal pendaftaran PPDB baik jalur rapot maupun online hingga awal bulan Juli 2020 nanti sebelum awal tahun ajaran baru di mulai 13 Juli 2020 nanti.

BACA JUGA: Agar Tak Jenuh, Polres Mojokerto Beri Hiburan dan Game Edukasi pada Anak

Ia berharap keberadaan pandemi Covid-19 tidak menjadikan masyarakat khawatir untuk mendaftarakan putra-putrinya ke sekolah yang sudah berdiri sejak 1997.

"Semoga masyarakat paham kondisi seperti ini, karena MAN Kota juga sudah berkembang dan diminati masyarakat dengan berbagai program islami, baca Al Quran di pagi hari, hafalan hadis. Kondisi seperti ini cepat berlalu biar bisa kembali normal,"

Pihaknya berharap Pemerintah Kota Mojokerto mau membantu sosialisasi terkait keberadaan lingkungan MAN Kota Mojokerto bebas dari Covid-19. Kendati lokasi Observasi Penanggulangan Covid - 19 Kota Mojokerto saat ini menampung 116 pasien baik OTG maupun confirm Covid-19 berada tepat di depan sekolah.

Bahkan sekolah secara proaktif, sejak awal dibukanya pendaftaran terus melakukan upaya sosialisasi dengan mengundang Satgas Covid-19 dari Dinkes Kota untuk memberikan testimoni kepada masayarakat.

BACA JUGA: Di Balik Kota Mojokerto, Kota Sejarah Bung Karno Kecil

Kalau kondisi lingkungan sekolah betul-betul dalam kondisi aman, untuk menyakinkan para orang tua agar tetap mendaftarkan anaknya bersekolah di MAN Kota Mojokerto sejak rusunawa aktif di pakai observasi.

"Kita sudah usul ke Pemkot sebisa mungkin tidak dipakai untuk observasi covid karena berdekatan dengan siswa. Tapi kami malah ditegur jangan sampai dianggap menggangu pemerintah dalam penanggulangan covid. Jadi tidak ada solusi, kita sndiri harus proaktif bersosialisasi," ujar Bagus.

Sementara, Dinasti berlian Ariska (16) warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini mengaku, sedikit khawatir mendaftar di MAN Kota Mojokerto yang memiliki jarak tak jauh dari gedung observasi Covid - 19.

"Sebenarnya lumayan takut sih, tapi kan protokol kesehatan lebih diutamakan jadi rasa takutnya berkurang. Apalagi sekolah ini ada ciri khas sendiri, sudah gitu orang tua juga mendukung," katanya.