Jumat, 29 July 2022 01:40 UTC
Foto: Prosesi bedol pusaka di rumah dinas Bupati Ponorogo atau Pringgitan
JATIMNET.COM, Ponorogo – Tradisi bedol pusaka yang rutin dilakukan menjelang malam 1 Sura atau 1 Muharram kembali dilakukan oleh Pemkab Ponorogo, Ratusan bergodo atau prajurit pun disiapkan untuk kirab bedol pusaka ini.
Tradisi ini adalah memboyong tiga pusaka pemerintahan, yakni Sabuk Cinde Puspito, Payung Songsong Tunggul Wulung, dan Tombak Tunggul Nogo yang berada di rumah dinas Bupati atau Pringgitan, menuju ke Pendopo makam Batoro Katong atau kota lama.
Prosesi ini dilakukan melaui beberapa prosesi, seperti penjamasan pusaka, persiapan bergodo oleh Bupati, dan arak-arakkan bergodo mulai dari pringgitan menuju Pendopo makam Batoro Katong. Dalam perjalanan, seluruh bergodo harus hening dan tidak boleh menggunakan alas kaki.
Baca Juga: Ke Ponorogo, Sandiaga Langsung Pantau FNRP di Alun-alun Ponorogo
Boyongan tiga pusaka tersebut juga dimaksudkan untuk memperingati jika pusat pemerintahan Ponorogo dulu berada di kota lama. Selanjutnya tiga pusaka tersebut akan kembali dikirab menuju pringgitan pada Jumat siang ini untuk kembali dilakukan jamasan dan kembali disimpan di rumah dinas Bupati.
“Ini untuk nguri-nguri budaya pusaka agung. Itu harus di uri-uri, diagung-agungkan, bukan berarti dikultuskan. Tapi bagaiamana kita bisa mengilhami biar semangat pusakanya bisa kita jiwai,” kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Kamis malam 28 Juli 2022.
Giri berharap dengan kembalinya kirab bedol pusaka setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, dapat kembali menjadikan imajinasi kepada generasi muda untuk menerjemahkan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur. “Mengimplementasikan dalam Spirit pembangunan yang dicita-citakan oleh leluhur kita ini, pendiri Ponorogo, itu prinsipinya,” ungkap Giri.
