Logo

Mahasiswa UMS Bikin Sarang Infus untuk Anak-Anak

Reporter:,Editor:

Jumat, 12 July 2019 00:16 UTC

Mahasiswa UMS Bikin Sarang Infus untuk Anak-Anak

SARANG INFUS: Mahasiswa UMS pembuat inovasi sarang infus untuk anak-anak. Foto: Istimewa.

JATIMNET.COM, Surabaya - Empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Putri Lisdiyanti, Fatma Aula Nursyifa, Finka Yuanita dan Riskiyatul M. Membuat inovasi bernama Sarang Infus.

Salah satu tim Putri Lisdiyanti menyampaikan Sarang Infus merupakan singkatan sarung tangan infus.

"Fungsinya sebagai penutup atau pelindung infus atau sebagai penganti perban yang membalut infus," kata Putri dalam rilis yang diterima Jatimnet.com, Kamis 11 Juli 2019.

Inovasi ini dibuat karena pemasangan infus pada anak-anak terkadang malah membuat mereka tidak nyaman. Bahkan perasaan tidak nyaman tersebut tak jarang beberapa menimbulkan cedera pada tangan anak.

BACA JUGA: Mahasiswa STIE Perbanas Manfaatkan Kulit Telur Jadi Bedak Tabur

Putri mengungkapkan sarung infus ini berbentuk seperti sarung tangan pada umumnya, yang di tengahnya terdapat lubang untuk memudahkan dokter mengobservasi jarum infus. Sarung infus ini juga dilengkapi dengan fiksasi yang terbuat dari duplex berlapis spons. Menariknya sarung infus ini bergambar tokoh pewayangan yang disukai anak-anak.

"Fungsi dari sarung infus ini adalah melindungi tangan anak agar tidak mudah cedera, sebagai fiksasi, dan mengurangi stres hospital pada anak-anak serta memudahkan perawat untuk mengganti perban," kata dia.

Putri mengatakan saat ini sarung infus yang ia kembangkan bersama kawan-kawannya sudah memiliki tiga ukuran yaitu untuk bayi, toddler dan anak usia sekolah.

"Produksinya saat ini masih kita kerjakan sendiri secara manual dan bergantian. Dimana setiap harinya kita menghasilkan 10 produk sarung infus," ungkap mahasiswa S1 Keperawatan UMS ini.

BACA JUGA: Mahasiswa ITS Hasilkan Listrik dari Limbah Tahu

Disamping itu, Dosen pendamping Gita Marini mengatakan dibutuhkan waktu dua tahun untuk untuk riset serta pengembangan sarang infus hingga menjadi inovasi seperti saat ini.

"Ini inovasi generasi ketiga yang dikembangkan mahasiswa selama kurang lebih dua tahun. Jadi ketemu manfaatnya satu-satu dulu sampai menjadi produk yang sekarang ini dengan banyak manfaat," jelas Gita.

Ia pun berharap, nantinya produk ini bisa lebih berkembang lagi dari segi desain gambar dan segi pemasarannya.

"Beberapa sudah banyak permintaan untuk menambah pilihan gambar. Produk ini juga sudah mulai dipasarkan dengan harga 29 ribu per buah. Kedepannya kami akan melakukan evaluasi agar harganya juga dapat dicover BPJS," pungkas Gita.