Logo

Mahasiswa UK Petra Ubah Ampas Kopi Jadi Meja

Reporter:,Editor:

Jumat, 30 August 2019 03:17 UTC

Mahasiswa UK Petra Ubah Ampas Kopi Jadi Meja

INOVATIF. Johanna Limantara (kiri) menunjukkan tugas akhir dengan karya meja yang terbuat dari ampas kopi dan serbuk kayu di Entrance Hall Lantai 1 UK Petra, Jumat 30 Agustus 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah.

JATIMNET.COM, Surabaya – Mahasisiwi Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya Johanna Limantara (21) mengubah ampas kopi yang dicampur dengan serbuk kayu untuk dijadikan meja. Mahasiswi jurusan Prodi Desain Interior mengungkapkan alasan memanfaatkan kopi karena maraknya cafe yang menyajikan kopi.

“Banyak juga masyarakat yang menggemari kopi, sehingga banyak ampas kopi dari sejumlah kafe di Surabaya,” kata Johanna saat diwawancarai di UK Petra Surabaya, Jumat 30 Agustus 2019.

Bertempat di Gedung Entrance Hall Lantai 1 kampus UK Petra, Johanna juga memamerkan meja karyanya yang berukuran 39x39 cm. Di atas meja telah disuguhkan teh untuk menunjukkan mejanya berjalan dengan baik.

BACA JUGA: Maba UK Petra Surabaya Ajak Siswa SD Tanam Sayur Hidroponik

Johanna mengatakan untuk mengasilkan meja tersebut membutuhkan ampas kopi kurang lebih satu kilogram. “Waktu yang saya butuhkan sekitar dua bulan, karena ampas kopi yang digunakan untuk meja harus melalui proses pengeringan,” kata Johanna.

Mahasiswi UK Petra ini juga menjelaskan, ampas kopi yang telah diperoleh dari kafe-kafe tidak dapat disimpan terlalu lama. Ampas kopi yang didapatkan harus segera diproses untuk dibuat meja.

BARANG TERBUANG. Johanna Limantara menunjukkan ampas kopi yang bisa dimanfaatkan untuk membuat meja. Foto: Khoirotul Lathifiyah.

“Mulanya ampas kopi yang kering, tidak langsung saya proses karena nantinya berjamur. Perlu dikeringkan dahulu untuk dibuat menjadi meja. Harus diiingat pula, mengeringkan ampas kopi upayakan sesuai kebutuhan,” Johanna menambahkan.

Dalam membuat karyanya, Johanna mengakui terdapat kesulitan dalam proses pembuatannya. Salah satunya adalah mencari tukang kayu yang bisa membuat karyanya.

BACA JUGA: KKN Berkelanjutan, UK Petra Dorong Begagan Jadi Desa Wisata

“Tugas akhir saya ini merupakan inovasi baru di Indonesia dan butuh tukang atau pekerja yang bisa memotong. Biasanya pekerja mau bekerja untuk membuat jendela atau pintu, jadi itu sih kesulitannya,” kata Johanna.

Meski demikian, dia mengaku ada kelebihan dari hasil penelitiannya. Salah satunya adalah menciptakan peluang bisnis baru. Johanna berkeinginan mengembangkan karyanya dengan menambah varian warna dan menonjolkan bau khas kopi pada meja.

“Baunya bisa dimunculkan, dengan menggunakan metode yang lebih ringan dan efektif. Jadi tidak konvensional seperti karya yang sekarang saya buat. Sementara branding-nya dibuat Coffee Legacy,” kata dia.