Senin, 14 January 2019 16:12 UTC
Peragaan media pembelajaran telur perkalian (Luper) oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menciptakan media pembelajaran matematika metode perkalian dan penjumlahan dengan menggunakan bahan bekas. Media kreatif ini dinamakan media pembelajaran Luper (telur perkalian).
"Tujuan dibuat media ini agar anak-anak tidak bosan belajar matematika, dan masih bisa bermain saat belajar," kata Ketua Tim Inovasi Media Luper Salsabila saat diwawancarai usai kegiatan Kuliah Umum Implementasi Literasi Matematika di Era Revolusi Industri 4.0, di Gedung At-Tauhid lt.13 UMS, Senin 14 Januari 2019.
Media ini terbuat dari limbah plastik botol bekas dan pipa yang disulap menjadi ayam-ayam kecil yang sedang bertelur. Diharapkan dengan media tersebut, siswa tidak hanya sekadar menghafal hasil penjumlahan dan perkalian, tapi bisa lebih senang ketika belajar.
BACA JUGA: Mahasiswa Perlu Dididik Skill Yang Tak Bisa Dilakukan Mesin
Salsabila mengungkapkan, terdapat 100 ekor ayam dan telur dalam media pembelajaran ini. Jadi anak-anak akan mempelajari penjumlahan dan perkalian mulai angka 1 hingga 10 dan berhitung dari angka 1 hingga 100. Misalnya ingin belajar perkalian, siswa bisa menghitung jumlah ayam di area batas angka yang ditentukan.
"Contohnya 4 x 4 = 8, nah si anak bisa menghitung ayam-ayam yang ada di garis lurus empat dari atas dan empat dari samping kiri. Angka yang benar berada di telur yang posisinya di sudut antara deretan angka yang ditentukan," tambahnya.
Cara penggunaan media tersebut dengan menekan salah satu ayam yang dianggap benar oleh si anak. "Ketika ditekan, maka telur akan jatuh yang bertuliskan angka hasil perkalian dan penjumlahan yang diujicobakan," kata Salsabila menerangkan.
BACA JUGA: Mahasiswa ITS Sulap Ampas Tebu Cegah Bahaya Mercuri
Untuk membedakan hasil penjumlahan dan perkalian bisa diketahui melalui warna angka. Di mana warna merah untuk hasil perkalian, dan warna biru untuk hasil penjumlahan.
Media kreatif ini dibuat oleh Salsabila, Andriani, Andista, dan Hani yang merupakan mahasiswa semester satu di Program Studi Matematika. Nantinya media pembelajaran ini akan diperkenalkan ke sekolah-sekolah khusunya pada siswa sekolah dasar di kelas 1 dan 2 untuk penjumlahan, dan kelas 3 untuk perkalian.
Kaprodi Pendidikan Matematika UMSurabaya Endang Suprapti mengungkapkan bahwa inovasi karya mahasiswa ini merupakan salah satu bentuk produk yang kreatif dan tepat guna.
“Terlebih, kelak mahasiswa prodi pendidikan matematika akan menjadi guru. Dan menjadi guru pastinya mengemban tugas yang cukup berat karena tugasnya tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga membuat anak didik memahami dan mampu meningkatkan minat belajar,” katanya.