Rabu, 17 December 2025 11:30 UTC

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast saat mememberikan keterangan kepada wartawan. Foto: Januar.
JATIMNET.COM, Surabaya – Penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur sedang menyelidiki kasus dugaan pembunuhan terhadap Faradilah Amalia Najwa, 21 tahun, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Probolinggo.
Dalam penaganan kasus ini, Bripka AS, anggota Polres Probolinggo diperiksa sebagai saksi. Terduga pelaku merupakan kakak ipar korban.
"Bahwa memang benar, satu terduga pelaku yang berinisial AS sudah diamankan dan menjalani pemeriksaan sebagai saksi. Dia merupakan kerabat dari korban," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast, Rabu, 17 Desember 2025.
Alumnus Akademi Kepolisian tahun 1995 ini membenarkan terduga pelaku pembunuhan merupakan anggota polisi. "Ya, sejauh ini dari hasil penyelidikan yang didapatkan seperti itu. Terduga pelaku AS benar berstatus sebagai anggota Polres Probolinggo Kabupaten," ujarnya
BACA: Harta dan Cinta Segitiga Diduga jadi Motif Pembunuhan Mahasiswi Asal Probolinggo
Disinggung terkait kematian korban yang diakibatkan perbuatan AS, Jules belum berani berkomentar lebih jauh. Ia menegaskan, masih menunggu proses pemeriksaan dan penyidikan. "Tunggu saja nanti dan saat ini masih diperiksa," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, mayat Faradila Amalia Najwa, warga Tiris, Kabupaten Probolinggo, ditemukan di aliran sungai kecil pinggir Jalan Raya Malang - Pasuruan. Lokasi tepatnya, masuk wilayah Dusun Kauman, Desa/Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Selasa, 16 Desember 2025.
Kondisi korban saat pertama kali ditemukan memunculkan dugaan warga tentang adanya unsur tindak kekerasan. Selain masih mengenakan helm berwarna pink, korban juga memakai jaket hitam, dan celana panjang warna krem.
Motif pembunuhan ini disebut-sebut terkait persoalan harga dan asmara. Agus Subianto, sepupu korban, mengungkapkan bahwa sejak awal pernikahan, terduga pelaku diduga memiliki niat untuk menguasai harta benda keluarga korban, terutama milik mertuanya.
Ia menyebut keluarga korban dikenal sebagai keluarga kaya di desa tersebut. “Orang tua korban dikenal orang kaya di desa, yang mana memiliki toko sembako, toko bahan bangunan, usaha travel, hingga lahan pertanian,” ujar Agus, Rabu, 17 Desember 2025.
BACA: Diduga Dibunuh Kakak Ipar, Mayat Mahasiswi Ditemukan di Pasuruan
Selain dugaan motif harta, Agus juga menuturkan adanya kedekatan tidak wajar antara pelaku dan korban saat berada di luar rumah. Hal ini menguatkan dugaan adanya motif asmara atau cinta segitiga dalam kasus ini.
Sementara itu, Samsul, sopir pribadi korban mengaku melihat sejumlah tanda kekerasan pada tubuh korban saat di kamar jenazah RS Bhayangkara Sidoarjo.
Menurutnya, terdapat bekas cekikan serta memar di beberapa bagian tubuh korban. “Saya melihat sendiri ada bekas cekikan dan lebam di tubuh korban,” kata Samsul.
Samsul juga menambahkan bahwa terduga pelaku sempat masuk ke kamar jenazah. Namun, tidak lama kemudian dijemput oleh anggota kepolisian.
